kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Bukan Emas atau Perak, Robert Kiyosaki Nilai Aset Ini yang Lebih Baik


Jumat, 09 Mei 2025 / 03:50 WIB
Bukan Emas atau Perak, Robert Kiyosaki Nilai Aset Ini yang Lebih Baik
ILUSTRASI. Menurut Robert Kiyosaki, kelangkaan merupakan faktor yang menjadikan Bitcoin sebagai lindung nilai yang paling dapat diandalkan terhadap inflasi.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Seiring pergerakan Harga emas yang mendekati angka US$ 5.000, investor mengalihkan perhatian mereka ke Bitcoin. 

Secara historis, ketika kedua aset tersebut menguat, Bitcoin cenderung mengungguli. Dan dengan Harga emas yang mencapai titik tertinggi baru, analis percaya Bitcoin bisa menjadi yang berikutnya.

Kiyosaki Memilih Bitcoin Daripada Emas dan Perak

“21 juta adalah 21 juta.” Itulah pesan dari Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, dalam posting terbarunya di X pada Rabu (7/5/2025) seperti yang dikutip dari sofokleous10.gr

Meskipun ia memiliki tambang emas dan perak, Kiyosaki menekankan bahwa tidak seperti logam, pasokan Bitcoin secara permanen ditetapkan pada 21 juta koin. Itu artinya, tidak ada bank sentral atau perusahaan pertambangan yang dapat memproduksi lebih banyak mata uang kripto tersebut.

Kelangkaan ini, menurutnya, adalah yang menjadikan Bitcoin sebagai lindung nilai yang paling dapat diandalkan terhadap inflasi, penurunan nilai moneter, dan ketidakpastian global.

“Saya selalu dapat menambang lebih banyak emas jika harga naik. Tetapi Bitcoin terkunci selamanya,” katanya.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Orang Miskin Tak Lagi Mampu Makan McDonald's, Tanda Bahaya Ekonomi!

Emas Mencapai US$ 3.500, Akankah Bitcoin Menyusul? 

Emas melonjak ke US$ 3.500 pada bulan April sebelum kembali turun ke posisi US$ 3.237 pada tanggal 5 Mei. Meski demikian, harga emas masih mencatatkan kenaikan 33% YTD. 

Sementara itu, Bitcoin tetap datar dengan kenaikan hanya 0,82% tahun ini. Namun, ini mungkin merupakan masa tenang sebelum terjadi penembusan.

Analis kripto Cryptollica menunjukkan pola historis: dari Maret 2020 hingga Maret 2022, emas naik 35,5%, sementara Bitcoin melonjak lebih dari 1.100%. Jika tren serupa terjadi, BTC dapat naik ke US$ 155.000, terutama jika menembus kisaran resistensinya saat ini.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Gelombang PHK Massal! Saatnya Beralih jadi Wirausaha



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×