Sumber: Investopedia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Inflasi mungkin datang dan pergi, tapi dua pelajaran Warren Buffett dalam melawannya bersifat abadi:
Pertama, jadilah hebat dalam bidangmu hingga orang rela membayar mahal untuk keahlian Anda.
Kedua, miliki saham di bisnis yang tidak butuh suntikan modal besar untuk terus tumbuh.
Investasi Terbaik: Diri Anda Sendiri
Buffett, CEO Berkshire Hathaway, menempatkan “modal manusia” di atas segala simbol saham.
“Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah menjadi sangat ahli dalam sesuatu,” ujarnya pada rapat pemegang saham 2022.
Dia menambahkan, “Kemampuan Anda tidak bisa diambil orang lain. Tidak bisa terhapus oleh inflasi.”
Kenaikan gaji bagi tenaga ahli langka dan berkualitas tinggi biasanya melampaui inflasi.
Ahli bedah ortopedi terbaik, arsitek keamanan cloud, atau penata rambut elite bisa menaikkan tarif saat biaya hidup naik—karena klien menghargai hasil, bukan sekadar proses.
Baca Juga: Strateginya Bikin Melongo, Aset Jepang Warren Buffett Tembus Rp 500 Triliun
Berbeda dari pabrik, pikiran dan reputasimu tak butuh mesin baru—hanya latihan dan pembelajaran terus-menerus. Dan tak ada pajak yang dikenakan saat kamu menguasai keterampilan baru.
“Investasi terbaik, tanpa tanding, adalah apa pun yang mengembangkan diri Anda,” kata Buffett. “Dan itu tidak dikenai pajak.”
Pada 2008, ketika ditanya tentang cara terbaik menghadapi krisis utang, ia menjawab hal serupa:
“Kembangkan bakat Anda sendiri. Jika Anda dokter terbaik di kota, guru terbaik, atau tenaga penjual terbaik, Anda akan baik-baik saja apa pun yang terjadi pada nilai mata uang. Anda akan dapat bagian Anda. Jadi, berinvestasi pada diri sendiri selalu yang terbaik.”
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap 3 Bahaya Saham Murah yang Bikin Rugi
Modal Rendah, Daya Tahan Tinggi
Dalam wawancara yang sama, Buffett juga memberi strategi kedua:
“Hal terbaik berikutnya adalah memiliki bisnis atau saham dari perusahaan yang tidak membutuhkan banyak modal untuk beroperasi,” ujarnya.
Alasannya, biaya modal ikut naik saat inflasi meningkat.
Namun perusahaan yang tak banyak butuh belanja modal—terutama yang punya merek kuat dan daya menaikkan harga—akan lebih tahan terhadap inflasi.
Tonton: Warren Buffett Ubah Haluan ke Emas, Robert Kiyosaki Ingatkan Krisis Pasar
Perusahaan semacam ini biasanya punya permintaan stabil, margin tinggi, dan tak harus terus-menerus membangun pabrik baru.