Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett dikenal luas sebagai salah satu investor paling sukses di dunia.
Namun, pandangannya yang paling mendalam tentang kehidupan tidak berkaitan dengan uang atau investasi, melainkan dengan sesuatu yang lebih mendasar: cinta.
Berbicara kepada para mahasiswa di Georgia Tech beberapa tahun lalu, Buffett menyampaikan pandangan jujurnya tentang makna kesuksesan sejati:
"Jika kamu mencapai usiaku dan tidak ada yang menganggapmu orang baik, aku tidak peduli seberapa besar rekening bankmu, hidupmu adalah bencana."
Baca Juga: Pegang Uang Cash Rp 5.500 Triliun Lebih, Warren Buffett Ungkap Strateginya
Dalam biografi The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life, Buffett mengembangkan pemikirannya secara lebih mendalam:
"Ketika kamu mencapai usiaku, kamu akan benar-benar mengukur kesuksesan hidup dari seberapa banyak orang yang kamu ingin mencintaimu, benar-benar mencintaimu."
"Aku mengenal banyak orang kaya raya. Mereka mendapatkan penghargaan, bahkan namanya diabadikan pada gedung rumah sakit. Tapi pada kenyataannya, tak seorang pun mencintai mereka."
"Satu-satunya cara untuk mendapatkan cinta adalah menjadi orang yang pantas dicintai. Semakin banyak cinta yang kamu berikan, semakin banyak yang kamu terima."
Pandangan ini sangat kontras dengan budaya umum yang mengukur kesuksesan dari pencapaian finansial, jabatan tinggi, atau pengaruh sosial.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Alasan Wariskan Kepemimpinan Berkshire Hathaway pada Putranya
Buffett mengingatkan bahwa ukuran sejati dari kehidupan yang berhasil adalah dampak yang kita berikan pada orang lain bukan apa yang kita capai untuk diri sendiri.
Dalam dunia kerja dan kepemimpinan saat ini, pesan Buffett menjadi semakin relevan.
Di tengah meningkatnya isolasi sosial, kelelahan kerja, dan menurunnya loyalitas, pemimpin yang berhasil bukanlah mereka yang hanya mementingkan hasil, melainkan yang peduli pada manusia di sekitarnya.
Pemimpin terbaik, sebagaimana diungkapkan dalam buku Humane Leadership: Lead with Radical Love, Be a Kick-Ass Boss, adalah mereka yang melayani, membimbing, dan mengangkat orang lain bukan karena berharap imbalan, tetapi karena itu hal yang benar untuk dilakukan.
Baca Juga: Bukan Hanya Kerja Keras, Warren Buffett Ungkap Faktor Meraih Kesuksesan Finansial
Menerapkan Prinsip Buffett dalam Kepemimpinan
Ada empat pendekatan praktis untuk menerapkan pandangan Buffett tentang cinta dalam kepemimpinan:
1. Memimpin Tanpa Pamrih
Pemimpin yang efektif memberi lebih dulu, tanpa mengharapkan imbalan langsung. Mereka mendukung timnya bahkan ketika tidak ada manfaat bisnis yang tampak.
Studi menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan loyalitas dan produktivitas tim, karena orang merasa dihargai dan aman.
2. Bangun Budaya Cinta yang Strategis
Buffett pernah mengatakan bahwa ia "menari tap" setiap hari karena bekerja dengan orang-orang yang ia sukai.
Baca Juga: Bukan Hanya Kerja Keras, Warren Buffett Ungkap Faktor Meraih Kesuksesan Finansial
Budaya perusahaan yang sehat bukan hanya soal nilai di atas kertas, tetapi bagaimana nilai itu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari dari cara merekrut, mempromosikan, hingga mengambil keputusan.
Budaya yang memupuk kepedulian dan kolaborasi mendorong keunggulan yang berkelanjutan.
3. Gunakan Aturan Platinum, Bukan Hanya Aturan Emas
Jika Aturan Emas menyarankan kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, maka Aturan Platinum menekankan pentingnya memperlakukan orang lain sesuai dengan cara yang mereka butuhkan.
Hal ini menuntut empati dan kecerdasan emosional sikap yang membedakan pemimpin yang biasa dari pemimpin yang benar-benar berpengaruh.
4. Kerjakan Apa yang Anda Cintai dan Bantu Orang Lain Melakukan Hal yang Sama
Buffett percaya bahwa orang paling sukses adalah mereka yang mencintai pekerjaannya.
Pemimpin yang baik bukan hanya mengejar hasrat pribadi, tetapi juga membantu orang lain menemukan dan menekuni pekerjaan yang berarti bagi mereka.
Baca Juga: Warren Buffett Menilai Tarif Trump Adalah Kesalahan Besar, Ini 9 Alasannya
Pada akhirnya, warisan seorang pemimpin tidak ditentukan oleh berapa banyak keuntungan yang dihasilkan atau berapa besar organisasi yang dibangun. Ukurannya adalah bagaimana ia memperlakukan orang lain di sepanjang perjalanan itu.
Warren Buffett merangkumnya secara sederhana:"Semakin banyak cinta yang kamu berikan, semakin banyak yang kamu dapatkan."
Itulah satu-satunya ukuran kesuksesan yang benar-benar penting dalam kepemimpinan, maupun dalam hidup.