Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Indeks saham Korea Selatan ditutup pada rekor tertinggi pada perdagangan Kamis (18/9/2025), terdorong reli saham produsen chip seiring keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memangkas suku bunga acuan.
Melansir Reuters, Indeks acuan KOSPI melonjak 47,90 poin atau 1,40% menjadi 3.461,30, level penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat pada Perdagangan Kamis (18/9/2025) Pagi
The Fed pada Rabu (17/9/2025) memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember lalu dan memberi sinyal akan ada pemangkasan lanjutan guna menahan pelemahan pasar tenaga kerja AS.
“Langkah itu memberi ruang lebih besar bagi respons kebijakan di luar AS,” ujar analis Daishin Securities, Lee Kyoung-min.
Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menegaskan bahwa meski sudah meluncurkan berbagai reformasi pasar melalui inisiatif KOSPI 5.000, pemerintah masih perlu menyiapkan kebijakan tambahan untuk menghidupkan pasar domestik.
Menteri Keuangan Korea Selatan menambahkan otoritas akan memantau ketat risiko pasar, termasuk ketidakpastian kebijakan tarif AS dan data ekonomi global, serta akan merespons cepat bila diperlukan.
Baca Juga: Nikkei Jepang Tembus 45.000! Rekor Intraday Pertama Kalinya
Reli Saham Chip
Saham Samsung Electronics menguat 2,94% ke level tertinggi sejak Agustus 2024, sedangkan SK Hynix melonjak 5,85% ke rekor baru, didorong optimisme atas perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, LG Energy Solution naik 1,29%, Hyundai Motor menguat 1,16%, dan Kia Corp naik 1,09%. Sementara itu, POSCO Holdings bertambah 0,35% dan Samsung BioLogics menguat 0,88%.
Dari 928 saham yang diperdagangkan, 591 saham menguat dan 264 saham melemah. Investor asing tercatat sebagai pembeli bersih senilai 283,8 miliar won atau sekitar US$204,5 juta.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.527 Per Dolar AS Hari Ini, Mayoritas Asia Turun
Pasar Mata Uang & Obligasi
Mata uang won Korea ditutup melemah 0,83% menjadi 1.387,8 per dolar AS.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah tenor tiga tahun turun 1,3 basis poin menjadi 2,403%, sedangkan yield acuan 10 tahun turun 3,3 bps menjadi 2,757%.