Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON/SINGAPURA. Bursa saham global mengalami penurunan pada hari Selasa, seiring meningkatnya imbal hasil obligasi dan dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati level tertinggi multi-bulan.
Penyesuaian ini terjadi karena investor mengubah ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga AS menjelang pemilihan umum.
Saham SAP, perusahaan perangkat lunak Eropa, melonjak mencapai rekor tertinggi setelah menaikkan proyeksi target tahunan. Indeks MSCI All-World turun 0,2%, dan kontrak berjangka AS menunjukkan awal yang lebih lemah setelah penurunan indeks acuan sebelumnya.
Baca Juga: Arah Suku Bunga Fed Berpotensi Hawkish, Begini Prospek Mata Uang Asia di Kuartal IV
Peter Schaffrik, ahli strategi makro global di RBC Capital Markets, mengungkapkan bahwa data ekonomi AS yang menunjukkan kekuatan menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan Federal Reserve.
Saat ini, peluang untuk memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan 7 November diperkirakan sebesar 87%, turun dari hampir pasti seminggu lalu, menurut alat FedWatch CME.
Ketidakpastian juga meningkat menjelang pemilihan umum AS, di mana mantan presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris bersaing ketat. Dukungan Trump dalam jajak pendapat taruhan daring memperkuat dolar, yang mencapai level tertinggi dalam 2,5 bulan terakhir di angka 103,89.
Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Mendekati Rekor pada Senin (21/10)
Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management, menyatakan bahwa persaingan yang ketat di negara bagian utama akan meningkatkan volatilitas dalam beberapa minggu mendatang.
Ketidakpastian politik dan geopolitik membuat harga emas stabil di dekat level rekor, naik 0,6% menjadi US$ 2.735 per ons. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik 2 basis poin menjadi 4,21%, tertinggi sejak akhir Juli.