kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Butuh dana segar, Boeing berpotensi terbitkan obligasi miliaran dolar


Rabu, 29 April 2020 / 15:02 WIB
Butuh dana segar, Boeing berpotensi terbitkan obligasi miliaran dolar
ILUSTRASI. Pesawat jet penumpang baru Boeing [NYSE:BA] 777X telah melakukan penerbangan perdana hari ini, dan akan memasuki fase berikutnya dalam program uji terbang yang sangat ketat.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Produsen pesawat Boeing Co. dikabarkan telah bekerjasama dengan bank-bank investasi dalam rangka pembiayaan berskema obligasi dengan nilai miliaran dolar. Rencana tersebut bertujuan untuk menopang neraca keuangan yang mengalami penurunan tajam di tengah pandemi.

Mengutip artikel Reuters, Rabu (29/4) Boeing optimis pihaknya dapat memanfaatkan investor di pasar modal untuk memperkuat keuangannya, walau perusahaan juga sebelumnya telah meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan. Menurut narasumber Reuters, Boeing sudah menggandeng bank investasi dan kemungkinan akan melakukan penawaran ke pasar dalam beberapa hari ke depan, asalkan kondisi pasar menguntungkan.

Baca Juga: Usai Corona, Cina Diprediksi Tetap Jadi Pemasok Utama Global

Namun, hingga saat ini perusahaan belum menentukan jadwal yang tepat untuk melangsungkan penerbitan obligasi. Menurut hitung-hitungan awal, aksi korporasi ini dapat meraup investasi senilai US$ 10 miliar atau lebih, tergantung pada permintaan investor saat surat utang diterbitkan.

Kendati menolak berkomentar dan tidak menanggapi isu tersebut, Boeing kemungkinan besar akan menguraikan opsi pendanaan tersebut bertepatan pada paparan kinerja kuartal I 2020 yang dijadwalkan Rabu (29/4) waktu setempat.

Sejatinya, Boeing juga telah mempertimbangkan permohonan bantuan ke Kementerian Keuangan AS untuk program pendanaan sebesar US$ 17 miliar. Tetapi, sampai saat ini Kepala Eksekutif Boeing David Calhoun belum menyepakati hal tersebut, lantaran adanya aturan yang melekat pada bantuan tersebut, terutama kemungkinan perusahaan harus memberikan saham ke pemerintah.

Baca Juga: Tembus 1 Juta Kasus, AS Pertimbangkan Tes Corona untuk Penerbangan Internasional

Boeing juga telah mencari opsi pendanaan lain yang tersedia, salah satunya pinjaman dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed) AS. Salah satu program The Fed yang baru yakni bantuan likuiditas juga ditujukan ke perusahaan yang terdampak perlambatan ekonomi akibat virus corona (Covid-19) yang bertajuk Primary Market Corporate Credit Facility.

Sederhananya, bantuan likuiditas berbentuk fasilitas kredit tersebut akan diberikan kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi tanpa memberikan persyaratan yang ketat, seperti batasan pembayaran dividen atau kompensasi eksekutif.

Calhoun mengatakan kepada investor pada rapat pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari Senin (27/4) bahwa perusahaan memang memerlukan pinjaman lebih banyak agar bisa bertahan selama enam bulan ke depan.

Baca Juga: Troy Sneed, penyanyi gospel meninggal dunia karena komplikasi virus corona.

Lembaga Pemeringkat Kredit Moody's Investor Service Inc memperkirakan bahwa kebutuhan pendanaan Boeing di tahun 2020 bisa mencapai US$ 30 miliar. Perusahaan telah memenuhi beberapa likuiditas jangka pendek, seperti penarikan kredit sebesar US$ 13,8 miliar pada bulan Maret 2020.

Langkah efisiensi pun juga sudah dilakukan seperti menangguhkan rencana pembagian dividen.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×