Reporter: Dyah Megasari, BBC, CNN |
BRUSSELS. Menteri keuangan zona Uni Eropa akhirnya resmi menyetujui dana talangan kedua bagi Yunani setelah melakukan pembicaraan secara marathon. Negeri Para Dewa mengantongi pinjaman senilai €130 miliar atau setara dengan US$ 170 miliar.
Sebaliknya, Yunani harus berhasil menekan rasio utang terhadap gross domestic product (GDP) menjadi 120,5% hingga tahun 2020. Setelah dilanda permasalahan keuangan selama lima tahun terakhir, saat ini rasio pinjaman Yunani mencapai 160%.
Persyaratan ini bersifat tetap dan bisa ditingkatkan. Negara yang memiliki GDP sebesar US$ 305,41 miliar pada 2011 itu juga harus terima manajemen ekonomi negara akan selalu dimonitor oleh Uni Eropa. Alasannya, tak semua anggota Uni Eropa yakin bahwa Yunani bisa dipercaya memegang komitmen yang sudah diteken.
Athena terdesak pendanaan untuk menghindari kebangkrutan pada 20 Maret mendatang karena ada sebagian utangnya yang jatuh tempo. Kesepakatan yang diteken Troika ini setidaknya memakan waktu pembicaraan hingga 13 jam dimulai sejak kemarin (20/2).
Kesepakatan itu juga berarti bahwa pemegang utang Yunani dari sektor swasta akan menerima kerugian hingga 53,5% pada nilai obligasi mereka. Ketika semua elemen pertukaran dicatat, kerugian investor setidaknya mencapai 70%.
Dalam dua bulan ke depan, Yunani harus mengubah prioritas konstitusi yaitu pembayaran utang dari dana yang ada di pemerintah.
Athena juga wajib membuat account khusus, dikelola secara terpisah dari anggaran utama. Di dalamnya terdapat hitungan cukup yaitu terdapat dana mencukupi untuk melunasi utang selama tiga bulan mendatang.
Kerja keras rakyat Yunani
Perjanjian tersebut diumumkan Selasa pagi oleh Jean-Claude Juncker, Perdana Menteri Luksemburg yang merupakan ketua kelompok menteri keuangan zona euro.
"Secara jangka panjang, kesepakatan ini menyebabkan pengurangan signifikan terhadap utang Yunani. Namun sekaligus menjamin masa depan Yunani di zona euro," umumnya.
Menurutnya, Uni Eropa menyadari sepenuhnya upaya yang telah dilakukan rakyat Yunani. "Butuh upaya yang besar dan kekuatan lebih lanjut dari semua bagian masyarakat Yunani agar ekonomi negara kembali ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan," paparnya.
Kepala IMF, Christine Lagarde, yang juga terlibat dalam negosiasi, menegaskan tambahan nyawa itu harus bisa memberikan cukup ruang bagi Yunani untuk mengembalikan daya saingnya.
Atas pencapaian ini, Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos mengaku sangat senang dengan hasil kesepakatan tersebut.
"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa hari ini adalah hari bersejarah bagi ekonomi Yunani,'' ujar Papademos.
Sebenarnya, banyak yang sanksi bahwa pemberian obat keras terhadap Yunani ini bisa menghindarkan Athena dari kebangkrutan. Wajar hal ini terjadi, pasalnya, sebuah paket penyelamatan pertama senilai € 110 miliar pada tahun 2010 tidak cukup kuat mencegah krisis Yunani lebih dalam.