Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham perusahaan tambang lithium di berbagai belahan dunia melemah pada Rabu (10/9) setelah media pemerintah China melaporkan bahwa Contemporary Amperex Technology (CATL) kemungkinan segera melanjutkan produksi di tambang lithium miliknya di Yichun, Provinsi Jiangxi, China selatan.
Futures karbonat lithium di China merosot lebih dari 7% pada Rabu, menyentuh level terendah dalam lebih dari satu bulan.
Baca Juga: CATL Makin Gencar Ekspansi Pasar Eropa, Luncurkan Dua Jenis Baterai EV Baru
Potensi beroperasinya kembali tambang raksasa tersebut menambah tekanan bagi industri lithium yang sudah kesulitan akibat kelebihan pasokan di tengah pertumbuhan permintaan kendaraan listrik yang lebih lemah dari perkiraan.
Laporan Securities Times mengenai rencana pembukaan kembali tambang CATL muncul saat perdagangan pra-pasar di AS pada Selasa dan segera menyeret saham perusahaan tambang lithium.
Saham Albemarle Corp, produsen lithium terbesar dunia untuk baterai isi ulang, serta saham Sigma Lithium Corp yang terdaftar di AS ditutup turun masing-masing 11,5% dan 6,9% pada Selasa.
Baca Juga: CATL Mulai Produksi di Pabrik Hungaria Awal Tahun Depan
Di Sydney, Pilbara Minerals anjlok hingga 16,7%, menjadi yang paling terpukul di antara tambang lithium yang terdaftar di bursa Australia.
Saham IGO dan Liontown Resources juga melemah masing-masing hingga 12,7% dan 15,8%.
Penurunan saham-saham tersebut turut menjadi penekan utama indeks acuan S&P/ASX 200, yang tercatat bergerak datar pada pukul 01.26 GMT.
Sementara itu, saham lithium di China juga terkoreksi, dengan Tianqi Lithium dan Ganfeng Lithium dibuka turun sekitar 5%.
CATL sebelumnya menghentikan operasi tambang lithium Jianxiawo pada 9 Agustus lalu setelah izin operasinya kedaluwarsa.
Baca Juga: MIND ID: Proyek Baterai EV Terintegrasi dengan CATL Beroperasi Penuh di Tahun 2028
Penutupan itu sempat memicu lonjakan harga futures lithium serta kenaikan harga saham penambang global.