Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
SINGAPURA. Membeli properti kian susah di Singapura. Selain harganya semakin mahal, pemerintah Negeri Merlion ini sedang mengetatkan kebijakan pengucuran kredit bagi rumah.
Dalam kebijakan terbarunya, pemerintah Singapura hanya memperbolekan pengucuran kredit sebesar 70% dari nilai jaminan. Padahal, sebelumnya, nilai pinjaman bisa sebesar 80% dari nilai jaminan. Ini artinya, pembayaran uang muka pembelian properti akan semakin besar.
Kebijakan baru ini untuk meredam kenaikan harga properti di Singapura. "Pemerintah mengambil sebuah langkah membeli terlebih dahulu untuk memastikan harga tidak lari," kata Donald Han, Managing Director Cushman & Wakefield Inc.
Pada kuartal kedua tahun ini, harga properti Singapura naik 38%. Lonjakan harga properti ini seiring dengan membaiknya perekonomian negera pulau terkecil di Asia Tenggara ini.
Menteri Pembangunan Nasional Singapura Mah Bow Tan mengatakan, pasar properti akan membentuk gelembung jika momentum tersebut tersebut berlanjut. "Pasar properti sekarang sangat mengambang," katanya.
Karena itu, dia mengatakan, pemerintah Singapura akan memastikan pasar properti tetap stabil dan berlanjut dimana harganya sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi.