Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Bybit, Ben Zhou, mengonfirmasi bahwa US$280 juta (Rp 4,5 triliun) dari total US$1,4 miliar (Rp 23 triliun) yang dicuri dalam peretasan telah dicuci dan tidak dapat dilacak lagi.
Meski demikian, sekitar US$1,07 miliar masih dapat ditelusuri, memberi peluang bagi penyelidik untuk melanjutkan upaya pemulihan dana.
3.4.25 Executive Summary on Hacked Funds:
Total hacked funds of USD 1.4bn around 500k ETH, 77% are still traceable, 20% has gone dark, 3% have been frozen.
Breakdown:
- 83% (417,348 ETH, ~$1B) have been converted into BTC with 6,954 wallets (Average 1.71 btc each) . This and… — Ben Zhou (@benbybit) March 4, 2025
Pergerakan Dana Curian dan Upaya Pemulihan
Pada 4 Maret, Zhou memberikan pembaruan mengenai 500.000 Ether (ETH) yang dicuri dalam peretasan Februari serta upaya berkelanjutan untuk menghentikan pelaku dari melarikan diri dengan hasil kejahatan tersebut.
Baca Juga: Hackers Lazarus Group Cuci Dana hasil Peretasan Bybit Rp2,2 Triliun pada 1 Maret 2025
"Dari total dana yang diretas sebesar US$1,4 miliar, sekitar 500.000 ETH, sebanyak 77% masih dapat dilacak, 20% telah menghilang, dan 3% telah dibekukan," ujar Zhou.
Frasa "menghilang" merujuk pada 20% dana yang berhasil dicuci, dikirim ke platform yang menyamarkan transaksi, atau dimanfaatkan oleh peretas asal Korea Utara untuk mengaburkan jejak mereka.
Pemulihan Aset yang Dicuri Secara Bertahap
Sejauh ini, penyelidik telah membantu membekukan dana sebesar US$42 juta, yang setara dengan 3% dari total dana yang dicuri. Namun, peretas telah mengonversi US$1 miliar dari dana curian (setara dengan 417.348 ETH) menjadi Bitcoin (BTC) dan menyebarkannya ke 6.954 dompet kripto dengan rata-rata saldo 1,71 BTC per dompet.
Strategi fragmentasi ini membuat pelacakan dan pemulihan semakin sulit dilakukan. Zhou menegaskan bahwa dua minggu ke depan akan menjadi periode kritis untuk membekukan dana tambahan sebelum para peretas mencoba mencairkan aset melalui bursa kripto, platform over-the-counter (OTC), dan transaksi peer-to-peer (P2P).
Baca Juga: Siapa Lazarus Group? Dalang di Balik Peretasan Bybit Senilai Rp 23 Triliun
Platform yang Digunakan Peretas Bybit
Menurut Zhou, peretas Bybit memanfaatkan THORChain—sebuah bursa terdesentralisasi—untuk mencairkan ETH dan BTC. Selain itu, beberapa dana juga dipindahkan melalui ExCH dan OKX Web3 Proxy. "Sebanyak US$65 juta dalam bentuk ETH masih dapat dipulihkan, tetapi membutuhkan dukungan dari tim OKX Wallet," tambah Zhou.
Selain itu, 11 pemburu hadiah telah diberikan imbalan sebesar US$2,1 juta atas kontribusi mereka dalam membantu membekukan dana curian.
Pada 25 Februari, firma analitik blockchain Elliptic mengidentifikasi lebih dari 11.000 dompet yang terkait dengan peretas Bybit. Pada hari yang sama, Bybit juga menggandeng firma keamanan Web3 ZeroShadow untuk melakukan forensik blockchain. ZeroShadow bertugas melacak, membekukan, dan mengoptimalkan pemulihan dana curian.