Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Ford Motor Company, Jim Farley, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia telah mengendarai mobil listrik buatan Xiaomi, Speed Ultra 7, selama enam bulan terakhir, dan ia sangat menyukai kendaraan tersebut.
Dalam sebuah wawancara di "The Fully Charged Podcast", Farley memuji mobil tersebut dan menggambarkan Xiaomi sebagai kompetitor yang tangguh. Pernyataan ini menggarisbawahi persaingan yang semakin ketat antara produsen mobil Amerika dan Cina dalam industri kendaraan listrik (EV) global.
Xiaomi Speed Ultra 7: Pemain Baru di Pasar EV
Xiaomi, perusahaan teknologi yang berbasis di Beijing, terkenal di China melalui produk smartphone, jam tangan pintar, dan perangkat teknologi lainnya. Namun, pada Desember 2023, Xiaomi memperluas jangkauan bisnisnya dengan meluncurkan mobil listrik mewah, Xiaomi Speed Ultra 7.
Baca Juga: Pembangunan Pabrik Mobil Xiaomi Diperkirakan Selesai pada Pertengahan 2025
Kendaraan ini ditawarkan dalam tiga model, SU7, SU7 Pro, dan SU7 Max dengan varian Max mampu menempuh jarak lebih dari 500 mil dalam sekali pengisian daya, jauh melampaui Tesla Model S yang memiliki jangkauan sekitar 400 mil.
Mobil ini dijual dengan harga sekitar US$30.000, setara dengan harga Nissan Leaf, dan saat ini hanya tersedia di China. Meski demikian, popularitas kendaraan ini sangat tinggi, dengan penjualan mencapai 10.000 hingga 20.000 unit per bulan dan kehabisan stok selama enam bulan.
Apa yang Membuat Xiaomi Menonjol?
Farley secara terbuka memuji Xiaomi dan mengakui keberhasilan perusahaan tersebut dalam mendominasi pasar EV. Ia menyebut Xiaomi sebagai "juggernaut industri" yang memiliki daya tarik konsumen yang jauh lebih kuat dibandingkan produsen mobil konvensional.
Selain inovasi dalam baterai yang mampu menempuh jarak jauh, Xiaomi Speed Ultra 7 menawarkan nilai tambah bagi konsumen, terutama dari segi harga. Kombinasi teknologi canggih dengan harga yang kompetitif menjadi kekuatan utama Xiaomi dalam menembus pasar EV yang sangat kompetitif.
Baca Juga: BYD Pimpin Pasar Mobil Listrik Global, Gandakan Penjualan Dibandingkan Tesla
Tantangan bagi Ford dan Produsen AS
Farley tidak ragu menyebut Cina sebagai ancaman terbesar bagi industri otomotif AS, bahkan melebihi kompetisi dari produsen mobil besar seperti GM dan Toyota. Menyadari perkembangan cepat di industri EV, Ford telah membentuk tim "Skunk Works" untuk mengembangkan platform EV berbiaya rendah.
Fokusnya adalah menciptakan kendaraan listrik yang lebih efisien, terutama dalam hal penggunaan baterai, yang merupakan komponen paling mahal dari kendaraan listrik.
Meski demikian, Farley telah melakukan sejumlah perubahan dalam strategi EV Ford. Salah satu perubahan tersebut adalah keputusan untuk menunda produksi SUV listrik dengan tiga baris tempat duduk serta truk pickup listrik generasi berikutnya.
Selain itu, Farley juga terbuka terhadap kemungkinan bekerja sama dengan produsen mobil Cina, terutama dalam hal pengembangan baterai.