Sumber: Fortune,Fortune | Editor: Noverius Laoli
Klarna menegaskan tidak melakukan PHK langsung, melainkan menyesuaikan kebutuhan dengan dukungan penyedia outsourcing. Kehadiran AI mengurangi beban kerja setara 700 agen, sehingga penyedia pihak ketiga memindahkan pekerja itu ke klien lain.
Saat ini, jumlah agen Klarna turun menjadi 2.200, dengan sebagian kecil pekerja dipanggil kembali untuk program yang memadukan AI dengan staf berpengalaman.
Wöhle menilai pendekatan pelatihan ulang lebih berkelanjutan. Ia bahkan menyebut lebih baik memberhentikan pekerja yang menolak beradaptasi dengan AI, karena laju perubahan begitu cepat.
“Kebanyakan orang membenci pembelajaran. Mereka akan menghindarinya jika bisa,” ujarnya.
Baca Juga: Menilik Tantangan Adopsi AI di Perusahaan Indonesia dan Pergeseran Tren Teknologi
Ia juga menyinggung resistensi pekerja yang dipicu oleh pengalaman buruk dengan teknologi sebelumnya, seperti NFT dan blockchain, yang digadang-gadang revolusioner namun dinilai minim dampak nyata.
Menurutnya, banyak pekerja merasa skeptis karena ingin AI menyesuaikan dengan cara kerja lama mereka. Padahal, perubahan pola kerja justru menjadi kunci untuk merasakan peningkatan signifikan.