kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

CEO Sinovac: Vaksin kami masih sangat efektif melawan mutasi virus corona


Selasa, 09 Maret 2021 / 19:00 WIB
CEO Sinovac: Vaksin kami masih sangat efektif melawan mutasi virus corona
ILUSTRASI. Sebuah vaksin virus corona Sinovac beserta jarum suntik terpajang di kawasan Masjid Istiqlal saat vaksinasi di Jakarta, Selasa (23/2/2021).


Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. CEO Sinovac Yin Weidong menegaskan, vaksin Covid-19 buatan perusahaannya saat ini masih sangat efektif melawan virus corona baru dan mutasi lain dari virus mematikan itu.

"Vaksin yang kami gunakan sekarang masih sangat efektif melawan Covid-19 dan mutasi lain dari virus corona baru," tegas Yin, Senin (8/3), dalam wawancara khusus dengan Global Times.

Menurut dia, hanya sedikit negara yang melihat galur virus mutasi endemik. Sementara bagi kebanyakan negara lain, meningkatkan upaya vaksinasi massal dan cepat adalah kuncinya.

Dan, salah satu prasyarat untuk mendesain ulang vaksin adalah strain yang bermutasi menjadi dominan. 

Baca Juga: Pertama di dunia, China meluncurkan paspor virus corona

"Kami sekarang secara intensif memantau bagaimana virus corona baru bermutasi, bekerja erat dengan ilmuwan terkemuka China dan lembaga nasional pada studi laboratorium untuk melacak setiap perubahan, dan untuk mendiskusikan pengobatan potensial," ujar Yin.

Dia mengungkapkan, angka terkini menunjukkan, tingkat perlindungan vaksin Sinovac dalam dua bulan setelah pemberian dua dosis suntikan adalah 80%-90%. "Tetapi, jumlah antibodi pada penerima menurun seiring waktu," sebutnya.

Sinovac, Yin menyebutkan, saat ini menganalisis data tentang tingkat perlindungan vaksin setelah enam bulan pemberian dua dosis suntikan.

"Serta, melakukan eksperimen dalam memberikan suntikan ketiga kepada penerima untuk melihat, apakah ada tingkat perlindungan yang lebih tinggi. Beberapa hasil diharapkan segera keluar," imbuh dia.

Selanjutnya: WHO minta paspor vaksin tidak digunakan buat perjalanan internasional, ini alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×