Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Di tengah segala kekacauan yang terjadi di kantornya, layanan ChatGPT yang menjadi tulang punggung perusahaan justru down alias tidak dapat beroperasi.
Pada hari Selasa (21/11) sore, ChatGPT tidak dapat diakses. Layanan Down Detector melacak bahwa ChatGPT mulai menunjukkan tanda-tanda kesalahan pada pukul 2 siang.
Dalam laman resminya, OpenAI menyampaikan bahwa masalah tersebut telah diidentifikasi dan juga memengaruhi titik akhir API yang tidak selesai.
"Kami terus berupaya memperbaikinya. Masalah mendasarnya adalah karena masalah pada replika database kami," ungkap OpenAI.
Baca Juga: Bos Chat CPT Sam Altman yang Dipecat Mendadak Tengah Rintis Usaha AI Baru?
Mengutip Business Insider, ChatGPT juga sempat tidak mampu memberikan layanan pada awal bulan ini. Muncul dugaan ada upaya serangan yang ditargetkan yang membuat sistem mereka kewalahan, atau kerap dikenal sebagai serangan penolakan layanan terdistribusi atau distributed denial-of-service (DDoS).
DDoS pada umumnya terjadi saat beberapa sistem secara sekaligus membanjiri bandwidth atau sumber daya sistem yang ditargetkan, biasanya satu atau lebih server web.
Selanjutnya, serangan DDoS menggunakan lebih dari satu alamat IP atau mesin unik, seringkali dari ribuan host yang terinfeksi malware yang dapat merusak data di server.
Perusahaan pencipta layanan chatbot populer ChatGPT, OpenAI, mengalami guncangan besar selama seminggu terakhir. Situasi ini dimulai dengan pemecatan sang founder dan CEO, Sam Altman.
Para eksekutif OpenAI pada 17 November lalu mengumumkan bahwa Altman dipecat menyusul laporan yang menunjukkan bahwa sang CEO tidak melakukan komunikasi secara konsisten dan jujur dengan para dewan perusahaan. Perilaku Altman tersebut dianggap menghambat kemampuan dewan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Upaya untuk mengembalikan Altman ke kursi CEO masih terus dilakukan. Untuk sementara, mantan bos Twitch, Emmett Shear, akan menjadi CEO OpenAI.
Baca Juga: OpenAI's $86 billion share sale in jeopardy after Altman firing- The Information
Ratusan Karyawan Mengancam Resign
Pada hari Senin (20/11), ratusan karyawan OpenAI menandatangani surat yang menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan perusahaan untuk bekerja di Microsoft kecuali Altman dipekerjakan kembali.
Mengutip The Verge, aksi tersebut juga diikuti oleh mantan CEO sementara Mira Murati dan anggota dewan perusahaan Ilya Sutskever.
Kekacauan ini sayangnya terjadi hanya satu tahun setelah OpenAI mulai mendapatkan nama berkat layanan ChatGPT mereka. ChatGPT kini diakui sebagai salah satu aplikasi dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah.
Kehadiran ChatGPT juga memicu perlombaan di dunia digital untuk membangun alat AI generatif dan perangkat keras untuk mengoptimalkan kinerjanya.
Seminggu sebelum pemecatan Altman, konferensi pengembang pertama OpenAI mengumumkan bahwa ChatGPT memiliki lebih dari 100 juta pengguna mingguan dan lebih dari 2 juta pengembang sedang membangun API perusahaan.
Bloomberg melaporkan, Shear terlibat dalam mediasi negosiasi untuk membawa kembali Altman ke perusahaan.
Baca Juga: Pencipta ChatGPT Sam Altman Dipecat! Mira Murati, Sementara Jadi Pengganti CEO
Microsoft Menawarkan Kompensasi
Sebagai perusahaan induk, Microsoft menawarkan kompensasi yang sesuai dengan kebutuhan OpenAI.
CTO Microsoft dan EVP AI Kevin Scott mengatakan, mereka akan mencocokkan kompensasi OpenAI dengan karyawan yang ingin bergabung dengan laboratorium penelitian AI baru Sam Atlman.
Pengumuman ini disampaikan tak lama setelah CEO Microsoft Satya Nadella melakukan tur media dan sepertinya tidak mengetahui apakah Sam Altman benar-benar akan bergabung dengan Microsoft atau tidak.
Kabarnya, pesaing OpenAI seperti Salesforce telah mencoba menggoda karyawan OpenAI untuk bergabung dengan proyek AI mereka.