Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengumumkan tengah menjajaki peluang impor beras dari Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya menjelang kelanjutan pembicaraan perdagangan kedua negara pada Januari 2019 mendatang.
Sinyal impor beras ini dilihat analis sebagai pertanda bahwa relasi kedua negara perekonomian terbesar sejagat tersebut mulai menghangat.
Otoritas Bea dan Cukai China mengumumkan wacana impor beras tersebut dalam situs website mereka pada Jumat (28/12) lalu. Menurut sumber Reuters, wacana impor beras ini mencuat menjelang kelanjutan pembicaraan perwakilan kedua negara terkait kesepakatan melakukan genjatan senjata perang dagang, pasca pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping beberapa waktu lalu.
Kedua kepala negara telah sepakat meredakan ketegangan hubungan dengan melakukan moratorium kenaikan tarif dagang yang berdampak pada perdagangan bernilai ratusan miliar dollar. Namun sayang, Bea Cukai China tidak menjelaskan berapa banyak beras yang mungkin diimpor China dari Negeri Uwak Sam tersebut.
Stuart Hoetger, seorang analis dan pedagang beras yang berbasis di California AS meragukan Tiongkok akan mengimpor beras dari AS dalam volume yang besar. " Saya tidak begitu terkejut melihat upaya China mengimpor beras dari Carolina,"ujarnya.
Kementerian Pertanian AS (USDA) Pada 11 Desember lalu memperkirakan, produksi beras AS mencapai 6,93 juta ton tahun ini, sedangkan impor beras dari China diestimasikan mencapai sekitar 5 juta ton. Dengan demikian, AS masih bisa memenuhi kebutuhan impor China tersebut.
USDA mencatat ekspor beras selama ini relatif kecil. Justru ekspor produk kedelai, biji-bijian, kacang-kacang-an dan daginglah yang mendominasi ekspor produk pertanian AS.