Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan memanfaatkan sepenuhnya kebijakan fiskal dan moneternya serta meningkatkan perangkat kebijakannya untuk membantu mencapai target ekonomi tahunannya. Kepala Perencana Negara China mengatakan, saat ini perekonomian menghadapi meningkatnya kompleksitas dan ketidakpastian.
Mengutip Reuters, Rabu (10/9/2025), Zheng Shanjie, ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengatakan kepada anggota parlemen bahwa China akan meningkatkan upaya untuk menstabilkan ketenagakerjaan, perusahaan, pasar, dan ekspektasi, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
"Kita juga harus mengoordinasikan upaya untuk memfasilitasi pemulihan yang wajar pada tingkat harga, menjaga stabilitas ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, menjaga fundamental ekonomi tetap stabil, dan berupaya mencapai tujuan serta sasaran pembangunan ekonomi dan sosial tahunan," kata Zheng.
Baca Juga: Deflasi Masih Bayangi China, Meski Tekanan Harga Produsen Berkurang
"Saat ini, perekonomian China secara keseluruhan beroperasi secara stabil, tetapi perlu dicatat juga bahwa dampak guncangan eksternal dan jalinan risiko serta tantangan internal semakin dalam, sementara kompleksitas, keparahan, dan ketidakpastian lingkungan pembangunan kita meningkat."
Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini.
Zheng menambahkan, China akan mengelola kapasitas di sektor-sektor utama untuk mengoordinasikan perekonomian dan "perjuangan ekonomi dan perdagangan" eksternal dengan lebih baik.
China akan menerapkan kebijakan fiskal yang lebih proaktif dan kebijakan moneter yang longgar secara tepat "secara menyeluruh dan terperinci untuk sepenuhnya memaksimalkan dampak kebijakan tersebut", kata Zheng.
Baca Juga: Jurus Bank Sentral China Perkuat Yuan: Swap Raksasa dengan Eropa!
Ia juga berjanji untuk melakukan penelitian dan persiapan kebijakan secara berkala, serta terus meningkatkan perangkat kebijakan.
Zheng menambahkan, China harus mempercepat peluncuran instrumen keuangan berbasis kebijakan baru pada paruh kedua tahun ini.