kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China Bakal Mengalami Tiga Gelombang Infeksi Covid-19!


Selasa, 20 Desember 2022 / 10:29 WIB
China Bakal Mengalami Tiga Gelombang Infeksi Covid-19!
ILUSTRASI. Ahli epidemiologi meramalkan bahwa Tiongkok akan mengalami tiga gelombang infeksi Covid-19 pada musim dingin ini. REUTERS TV via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, meramalkan bahwa Tiongkok akan mengalami tiga gelombang infeksi Covid-19 pada musim dingin ini. Dia bilang, gelombang pertama Covid-19 sudah berlangsung.

Melansir Caixin Global, berbicara di sebuah konferensi di Beijing pada hari Sabtu, Wu mengatakan China berada di puncak wabah saat ini, yang akan berlangsung selama sekitar tiga bulan dan datang dalam tiga gelombang. 

Dia melihat gelombang pertama infeksi berlangsung hingga pertengahan Januari, diikuti oleh gelombang kedua dari akhir Januari hingga pertengahan Februari, dipicu oleh pergerakan orang menjelang liburan Tahun Baru Imlek bulan depan.

"Gelombang ketiga akan berlangsung dari akhir Februari hingga pertengahan Maret, ketika orang kembali bekerja setelah liburan selama seminggu," kata pejabat kesehatan senior itu.

BBC melaporkan, secara keseluruhan, China mengatakan lebih dari 90% populasinya telah divaksinasi penuh. Namun, kurang dari separuh orang berusia 80 tahun ke atas telah menerima tiga dosis vaksin. Orang lanjut usia lebih mungkin menderita gejala Covid-19 yang parah.

Baca Juga: China Melaporkan Kematian Pertama Akibat COVID-19 Pasca Pelonggaran Pembatasan

China telah mengembangkan dan memproduksi vaksinnya sendiri, yang terbukti kurang efektif dalam melindungi orang dari penyakit Covid yang serius dan kematian dibandingkan vaksin mRNA yang digunakan di sebagian besar dunia.

Pernyataan Wu muncul setelah sebuah lembaga penelitian terkemuka yang berbasis di AS melaporkan awal pekan ini bahwa mereka yakin China dapat mengalami lebih dari satu juta orang meninggal akibat Covid-19 pada tahun 2023 menyusul terjadinya ledakan kasus.

Pemerintah belum secara resmi melaporkan kematian akibat Covid-19 sejak 7 Desember 2022, ketika pembatasan dicabut menyusul protes massal terhadap kebijakan nol-Covid. Itu termasuk diakhirinya pengujian massal.

Namun, ada laporan anekdot tentang kematian terkait Covid yang muncul di Beijing.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 China Diramal Bisa Mendekati 1 Juta Orang di 2023

Rumah sakit di sana dan di kota-kota lain sedang berjuang untuk mengatasi lonjakan, yang juga berdampak pada layanan pos dan katering.

Sementara itu, kota terbesar di China, Shanghai, telah memerintahkan sebagian besar sekolah di wilayahnya untuk mengambil kelas daring saat kasus melonjak.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×