kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

China dan Kanada Balas Tindakan Amerika Serikat


Selasa, 04 Maret 2025 / 21:57 WIB
China dan Kanada Balas Tindakan Amerika Serikat
ILUSTRASI. Canada's Prime Minister Justin Trudeau speaks to reporters, announcing he intends to step down as Liberal Party leader and Prime Minister, but he will stay on in his post until a replacement has been chosen, from his Rideau Cottage residence in Ottawa, Ontario, Canada, January 6, 2025. REUTERS/Patrick Doyle


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang dagang kian berkobar. Setelah Amerika Serikat (AS) menaikkan bea masuk bagi produk dari Kanada, Meksiko dan China, pihak lawan AS kini mulai membalas dengan menaikkan pungutan impor. 

China misalnya, pada Selasa (4/3) membalas tarif baru AS dengan menaikkan pungutan impor sebesar 10%-15%. Produk AS yang akan dikenai tarif di antaranya produk pertanian dan makanan. 

China juga membatasi ekspor dan investasi terhadap 25 perusahaan AS. "Ini akan terus meningkatkan ketergantungan China pada jagung dan kedelai Brasil sekaligus menyebabkan banyak tekanan bagi petani AS yang akan membuat keputusan penanaman musim semi dalam beberapa minggu mendatang," ujar Kepala Strategis Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, dikutip Reute​rs.

Baca Juga: Pelindo Solusi Logistik Dorong Kolaborasi untuk Efisiensi Arus Barang di Pelabuhan

China telah mengurangi ketergantungan perdagangan dengan Amerika Serikat dari 23% menjadi 13%, sehingga dampak langsungnya akan terbatas. "Selain itu ekonomi China sedang pulih dan pertemuan parlemen akan memberikan lebih banyak sinyal untuk medukung ekonomi," ujar Charles Wang, Pendiri Dragon Pacific Capital Management.

Namun menurut Liu Jinlu, Peneliti Pertanian Guoyuan Futures, perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran akan pengetatan pasokan produk pertanian. "Tarif 10% yang diberlakukan China terhadap kedelai AS akan meningkatkan biaya dan mengurangi impor AS, yang menyebabkan China meningkatkan impor dari Brasil dan negara lain," ujar dia. 

Tarif balasan Kanada

Di saat yang sama, Kanada juga mengumumkan tarif balasan bagi produk buatan AS. "Kanada tidak akan memberikan keputusan yang tidak dapat dibenarkan ini tidak ditanggapi," ujar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dikutip Bloomberg. 

Di tahap pertama, Kanada akan mengenakan tarif sebesar 25% pada barang asal AS senilai C$ 30 miliar, mulai Selasa (4/3) pukul 00.01. Tahap kedua, tarif yang sama akan dikenakan pada produk senilai C$ 125 miliar dalam tiga minggu, yang akan mencakup barang-barang mahal seperti mobil, truk, baja dan aluminium.

Baca Juga: Pendapatan Naik 15,4%, CBDK Optimistis dengan Bisnis MICE di Tahun 2025

"Tarif kami akan tetap berlaku hingga tindakan perdagangan AS ditarik. Jika tarif AS tidak dihentikan, kami sedang dalam diskusi aktif dan berkelanjutan dengan provinsi dan teritori untuk mengejar beberapa tindakan non tarif," kata Trudeau. 

Perang dagang ini akan mengganggu perdagangan bilateral bernilai lebih US$ 900 miliar antar kedua negara. Apalagi menurut dia, Kanada adalah pembeli tunggal barang AS dan sebaliknya. 

Selanjutnya: Dosen UPI Raih Prestasi dalam Kompetisi Esai Keamanan Siber ASEAN

Menarik Dibaca: Selebgram Aghnia & Stefany Talita Luncurkan Eze Nails, Koleksi Kuku Tempel Premium



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×