Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pemerintah China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan serangkaian kebijakan yang dinilai diskriminatif terhadap warga dan institusi China.
Menyusul gelombang pembatasan visa dari pemerintahan Trump, termasuk terhadap mahasiswa dan pihak-pihak yang berafiliasi dengan Harvard University.
Baca Juga: Trump Perketat Permohonan Visa Terkait Harvard, Termasuk Mahasiswa dan Turis
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kedutaan Besar China di Washington, Jumat (30/5), juru bicara Liu Pengyu menekankan pentingnya kedua negara untuk bersama-sama menegakkan "konsensus yang telah dicapai dalam pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa" dua pekan lalu.
“Sejak pertemuan ekonomi dan perdagangan China-AS di Jenewa, kedua pihak terus menjalin komunikasi terkait kekhawatiran masing-masing di berbagai forum bilateral dan multilateral,” ujar Liu.
Trump: China Langgar Kesepakatan Jenewa
Pernyataan China ini muncul hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menuduh Beijing telah “melanggar total” kesepakatan awal di Jenewa, yang semula dimaksudkan untuk meredakan ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Baca Juga: Visa Pelajar Diperketat, Mahasiswa China Hadapi Ketidakpastian Kuliah di AS
Trump, yang sedang menjalankan kebijakan luar negeri garis keras menjelang pemilu, sebelumnya juga menginstruksikan pencabutan visa ribuan mahasiswa China, serta memperluas penyaringan terhadap pelamar visa yang berafiliasi dengan Harvard.
Hubungan Memburuk, Konsensus Rawan Gagal
Pakar hubungan internasional menilai pernyataan saling tuduh ini bisa memicu kegagalan kesepakatan Jenewa, yang disebut-sebut sebagai peluang terakhir untuk menghindari eskalasi tarif dagang dan sanksi teknologi.
“Jika AS terus mengambil langkah-langkah sepihak dan diskriminatif, maka kepercayaan politik yang rapuh ini bisa benar-benar runtuh,” kata seorang analis diplomasi senior dari Tsinghua University.
Baca Juga: Trump: China Langgar Kesepakatan Tarif, AS Siap Bertindak Lebih Keras
Selain tensi dagang, langkah Washington terhadap pelajar dan akademisi China juga memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap sektor pendidikan dan inovasi teknologi global.
China merupakan penyumbang sekitar 25% dari total mahasiswa internasional di AS dan menyumbangkan miliaran dolar untuk ekonomi pendidikan tinggi AS.
Namun gelombang pengetatan visa berpotensi mendorong arus balik talenta ke Asia dan Eropa.