kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

China diramal bakal untung besar jika Trump menang pemilu, kok bisa?


Senin, 02 November 2020 / 14:00 WIB
China diramal bakal untung besar jika Trump menang pemilu, kok bisa?
ILUSTRASI. emenangan kedua Trump di pilpres AS bisa jadi keuntungan China yang ingin memperkuat statusnya sebagai negara adidaya dunia. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Selama masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump berulang kali membuat China geram. Namun, bisa jadi Beijing ingin Trump tetap menduduki kursi nomor satu Gedung Putih. Di bawah panji "America First", Trump menggambarkan China sebagai ancaman terbesar bagi AS dan demokrasi global. 

Dia melancarkan perang dagang besar-besaran yang merugikan China miliaran dollar, mengobok-obok perusahaan teknologi China, dan melimpahkan semua kesalahan tentang pandemi virus corona ke Beijing. 

Akan tetapi sebagaimana diwartakan AFP pada Selasa (20/10/2020), kemenangan kedua Trump di pilpres AS bisa jadi keuntungan China yang ingin memperkuat statusnya sebagai negara adidaya dunia. 

Kepemimpinan China dapat memiliki "kesempatan untuk meningkatkan posisi globalnya sebagai juara globalisasi, multilateralisme, dan kerja sama internasional," kata Zhu Zhiqun profesor politik dan hubungan internasional Universitas Bucknell, AS, kepada AFP. 

Baca Juga: Kemungkinan Pemilu AS kisruh, ini langkah Twitter, Facebook, Youtube, TikTok

Trump menarik AS dari kesepakatan komersial Asia-Pasifik, perjanjian iklim, memberlakukan tarif miliaran untuk barang-barang China, dan menarik Amerika dari WHO saat pandemi virus corona. Di mana Trump menarik AS mundur, di situlah Xi Jinping membawa China melangkah maju. 

Xi mencitrakan negaranya sebagai raksasa perdagangan bebas dan memimpin perlawanan terhadap perubahan iklim, juga berjanji membagikan vaksin Covid-19 ke negara-negara berkembang. 

"Masa jabatan kedua Trump bisa memberi China lebih banyak waktu untuk bangkit sebagai kekuatan besar di dunia," ujar Zhu. 

Baca Juga: Biden Atau Trump yang Terpilih Menjadi Presiden AS, Ini Dampaknya Buat IHSG

Senada dengan Zhu, Philippe Le Corre pakar China di Harvard Kennedy School AS sepakat berlanjutnya kebijakan America First dari Trump akan menguntungkan Beijing dalam jangka panjang.

"(Itu) sebagian memutus Washington dari para sekutu tradisionalnya," ungkapnya dan menyebut akan memberi China ruang untuk bermanuver. "Anda bisa membuat Amerika jadi eksentrik dan dibenci dunia," tulis Hu Xijin pemimpin redaksi Global Times dalam sebuah twit peringatan yang ditujukan ke Trump. 

"Anda membantu mempromosikan persatuan di China," lanjutnya. 

Di media sosial China, Trump juga disindir sebagai "Jianguo" yang berarti "membantu membangun China". 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×