kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

China gelar latihan militer, Taiwan: Awas, jangan terlalu dekat!


Kamis, 14 Oktober 2021 / 08:43 WIB
China gelar latihan militer, Taiwan: Awas, jangan terlalu dekat!
ILUSTRASI. Sejumlah tentara berada diantara peralatan militer di pangkalan rudal pertahanan udara Taiwan di lokasi yang dirahasiakan pada foto yang dirilis Jumat (11/9/2020). Taiwan Presidential Office/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Pada Rabu (13/10/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan memperingatkan China tentang tindakan balasan yang kuat jika pasukannya menggelar latihan militer terlalu dekat dengan pulau itu.

Sebelumnya, Beijing terus melakukan serangan intimidasi ke zona pertahanan udara Taiwan dan menyebutnya sebagai langkah yang adil untuk melindungi perdamaian dan stabilitas.

Mengutip Reuters, menteri pertahanan Taiwan mengatakan pada pekan lalu, ketegangan militer dengan China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Dia menambahkan China akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025.

Menhan Taiwan mengungkapkan hal tersebut setelah China melancarkan serangan intimidasi angkatan udara massal ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan selama empat hari berturut-turut yang dimulai 1 Oktober, bagian dari pola yang dilihat Taipei sebagai peningkatan pelecehan militer oleh Beijing.

Baca Juga: China: Latihan militer di dekat Taiwan ditujukan untuk kegiatan separatis

Meski demikian, tidak ada tembakan yang dilepaskan dan pesawat China berada jauh dari wilayah udara Taiwan, memusatkan aktivitas mereka di sudut barat daya zona pertahanan udara Taiwan.

Dalam sebuah laporan ke parlemen, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pasukan mereka akan mematuhi prinsip "semakin dekat China ke pulau itu, semakin kuat tindakan balasan". Namun, tidak ada rincian lebih jauh mengenai tindakan balasan yang dimaksud.

Lagi-lagi, Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan keprihatinannya atas pertumbuhan kekuatan China, di mana mereka mulai mengoperasikan kapal induk baru, kapal selam bertenaga nuklir dan kapal serbu amfibi.

Baca Juga: China kerahkan militer di pantai yang berseberangan dengan Taiwan

"Kemampuan China dalam menolak akses dan memblokade Selat Taiwan menjadi semakin lengkap, yang akan menimbulkan tantangan dan ancaman serius bagi operasi pertahanan kami," jelas Kementerian Pertahanan Taiwan.

China menyalahkan Taiwan, dan pendukung internasionalnya terutama Amerika Serikat, atas ketegangan yang terjadi. 

Menurut Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, latihan militer China ditujukan sebagai tanggapan atas "kolusi" Taiwan dengan pasukan asing - referensi terselubung untuk dukungan AS untuk Taiwan - dan kegiatan separatis, melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Itu benar-benar hanya tindakan," kata Ma.

Dia bilang, tuduhan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan terhadap China adalah tuduhan palsu.

"Jika otoritas DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal dengan cara yang salah, dan tidak tahu bagaimana mundur dari tepian, itu hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya," jelasnya seperti yang dikutip Reuters.

Baca Juga: China sebut penyatuan dengan Taiwan amanat sejarah yang harus dipenuhi

Sementara itu, Taiwan menegaskan bahwa negaranya merupakan negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya, dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Terlepas dari komentar Ma, baik Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat pidato yang relatif berdamai pada akhir pekan, bahkan ketika Xi berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan Tsai mengatakan mereka tidak akan dipaksa untuk tunduk pada China.

Xi tidak menyebutkan menggunakan kekuatan atas Taiwan, sementara Tsai menegaskan kembali keinginan untuk perdamaian dan dialog dengan China.

Tsai, berbicara pada pertemuan rutin partai pada hari Rabu, menegaskan kembali bahwa pemerintah tidak pernah "mengendur" ketika dihadapkan dengan ancaman militer China tetapi juga tidak pernah "maju dengan gegabah".

"Saya juga ingin mengulangi bahwa kami tidak akan pernah menyerah pada tekanan," tambah Tsai.

Selanjutnya: Hadapi ancaman China, pasukan khusus AS beri pelatihan ke militer Taiwan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×