kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China ke AS: Kompetisi haruslah balapan di trek, bukan duel sampai mati


Kamis, 29 April 2021 / 20:14 WIB
China ke AS: Kompetisi haruslah balapan di trek, bukan duel sampai mati
ILUSTRASI. Seorang wanita China menyesuaikan bendera China di sebelah bendera AS sebelum pertemuan Dialog Strategis dan Ekonomi AS-China di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, 10 Juli 2014.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memperingatkan Amerika Serikat agar tidak memaksakan cita-cita demokrasinya, sambil mengkritik sanksi perdagangan dan langkah militer di halaman belakang Beijing.

Pernyataan China itu muncul setelah pidato pertama Biden di Kongres, yang menempatkan fokus baru pada diplomasi dan mengatakan AS bersaing dengan China dan lainnya untuk memenangkan abad ke-21.

Biden menambahkan, "para otokrat berpikir demokrasi tidak bisa bersaing", sambil mencatat bahwa AS menyambut baik persaingan dan tidak mencari konflik.

Ditanya tentang pidato Biden tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, itu normal bagi AS dan China untuk bersaing di beberapa wilayah.

Baca Juga: Biden berjanji akan mempertahankan kehadiran militer AS di Indo-Pasifik

"Tapi, kompetisi semacam ini haruslah balapan di trek dan lapangan, bukan duel sampai mati," katanya dalam jumpa pers reguler, Kamis (29/4), seperti dikutip Channel News Asia.

Wang juga memperingatkan, "memaksa negara lain untuk menerima sistem demokrasi seseorang hanya akan menciptakan perpecahan, meningkatkan ketegangan, dan merusak stabilitas".

Frekuensi kehadiran kapal perang AS meningkat

Dalam pidatonya, Presiden Biden juga menyatakan, AS akan melawan praktik perdagangan yang tidak adil, seperti subsidi bagi perusahaan milik negara dan pencurian kekayaan intelektual.

Tetapi, China mengecam AS karena "melanggar prinsip pasar persaingan yang sehat" dan "mempolitisasi" masalah, seperti ekonomi, perdagangan, dan teknologi, sehubungan dengan perang perdagangan antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Beijing: AS bakal kalah dalam memperebutkan Taiwan!

"China berkomitmen untuk mengembangkan hubungan dengan AS berdasarkan non-konflik dan non-konfrontasi," tegas Wang.

Sementara Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa AS akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik untuk mencegah konflik, China menyoroti masalah penempatan Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian menambahkan dalam pernyataan terpisah pada Kamis, sejak pelantikan Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, frekuensi kehadiran kapal perang AS di wilayah maritim dekat China meningkat 20% dari tahun lalu.

Frekuensi aktivitas pesawat pengintai di kawasan itu juga meningkat 40%, Wu menambahkan. Dan, China dengan tegas menentang kehadiran militer AS di wilayah tersebut.

"AS sering mengirimkan kapal perang dan pesawat untuk melakukan aktivitas di perairan laut dan wilayah udara dekat China, memajukan militerisasi regional dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional," ujar dia, seperti dilansir Channel News Asia.

Selanjutnya: AS-Jepang beri peringatan, Penjaga Pantai China tetap kirim kapal ke Senkaku




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×