Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - CHINA. China melarang semua transaksi kripto dan berjanji untuk membasmi penambangan aset digital. Pemerintah terus membasmi perdagangan kripto karena berhubungan dengan penipuan, pencucian uang dan penggunaan energi yang berlebih.
Pemberitaan Bloomberg melaporkan, Minggu (26/9), Bank of China menyebut transaksi terkait kripto akan dianggap sebagai aktivitas keuangan yang terlarang termasuk layanan yang disediakan oleh bursa efek di luar negeri. "Kripto, termasuk bitcoin dan tether, bukan mata uang fiat dan tidak dapat diedarkan," terang Bank of China.
China sudah memiliki aturan yang melarang bank menawarkan layanan terkait kripto. Untuk menyiasati aturan tersebut, pedagang telah pindah ke platform over the counter (OTC) dan offshore exchanges.
“Larangan China pada semua aktivitas perdagangan kripto akan memiliki beberapa dampak jangka pendek atas nilai mata uang, tetapi implikasi jangka panjang kemungkinan akan diredam,” kata Ganesh Viswanath Natraj, asisten profesor keuangan di Warwick Business School.
Meskipun mungkin masih ada spekulan di China, aktivitas telah bergeser ke luar negeri selama bertahun-tahun. China bahkan memburu penambang kripto karena menyedot energi secara besar - besaran sebagai langkah pengawasan.
Dalam pernyataan terpisah, badan perencanaan ekonomi China mengatakan, pembasmian penambang kripto sebagai suatu yang penting. Mengingat, negara terbesar di dunia itu berambisi memangkan emisi karbon.
Baca Juga: Harga bitcoin anjlok lagi gara-gara larangan bitcoin di China
China menghadapi krisis listrik yang parah dan telah mengguncang sektor komoditas mulai dari aluminium hingga baja. Beberapa industri telah melihat pasokan listrik mereka dibatasi dalam beberapa minggu terakhir.
Negara ini adalah rumah bagi penambang besar kripto di dunia. Indeks Konsumsi Listrik Bitcoin Cambridge, mengungkapkan bahwa kekuatan komputer China yang terhubung ke jaringan bitcoin global yang dikenal sebagai hash rate mencapai 46% pada April 2021 atau turun dari realisasi September 2019 sebesar 75,5%.
"Regulator China selalu bersikap ekstrem dan mereka terus membuat pertanyaan seperti ini. Mungkin karena mereka merasakan aktivitas yang terus berlanjut di China," kata Vijay Ayyar, kepala Asia Pasifik dengan pertukaran mata uang kripto Luno di Singapura.
Tindakan keras baru China terhadap penambangan kripto dan aktivitas perdagangan dimulai pada bulan Mei 2021 lalu. Itu adalah pertama kalinya pejabat tinggi menyasar penambangan kripto di tingkat nasional.
Langkah ini menyebabkan jatuhnya harga krIpto, dengan bitcoin yang kehilangan sekitar setengah nilainya antara April dan Juli tahun ini. Sementara pasar telah pulih, tetap masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa yakni sebesar US$63.000.