Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China menurunkan suku bunga kebijakan jangka pendek dan suku bunga acuannya pada Senin (22/7). Kebijakan yang cukup mengejutkan pasar ini merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak ekonomi China.
Mengutip Reuters, Senin (22/7), pemangkasan suku bunga tersebut terjadi setelah pekan lalu China melaporkan data ekonomi kuartal kedua yang lebih lemah dari perkiraan dan para pemimpin puncaknya bertemu dalam sidang pleno yang diadakan kira-kira setiap lima tahun sekali.
Negara ini berada di ambang deflasi dan menghadapi krisis properti yang berkepanjangan, melonjaknya utang, serta melemahnya sentimen konsumen dan bisnis. Ketegangan perdagangan juga meningkat karena para pemimpin global semakin waspada terhadap dominasi ekspor China.
People's Bank of China (PBOC) mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan memangkas tingkat repo tujuh hari menjadi 1,7% dari 1,8%, dan juga akan memperbaiki mekanisme operasi pasar terbuka.
Baca Juga: China-Filipina Sepakat Pengaturan Sementara untuk Misi Pasokan di Laut China Selatan
Selanjutnya, China juga memangkas suku bunga pinjaman acuan dengan margin yang sama pada penetapan bulanan. Suku bunga dasar pinjaman (LPR) 1 tahun diturunkan menjadi 3,35% dari sebelumnya 3,45%, sedangkan LPR 5 tahun diturunkan menjadi 3,85% dari 3,95%.
“PBOC mulai menerapkan kebijakan pro-pertumbuhan, konsisten dengan pesan yang keluar dari sidang pleno – pihak berwenang berkomitmen untuk mencapai target PDB sepanjang tahun, dan kebijakan akan melakukan penyesuaian setelah PDB kuartal kedua yang mengecewakan,” kata Ju Wang, kepala Greater China FX & strategi suku bunga di BNP Paribas.
Wang menambahkan bahwa meningkatnya ekspektasi terhadap Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga juga memberikan ruang bagi PBOC untuk melakukan manuver pelonggaran moneternya.
Yuan China melemah setelah penurunan suku bunga, dan imbal hasil obligasi China turun secara keseluruhan setelah pengumuman penurunan suku bunga.
“Fakta bahwa PBOC tidak menunggu The Fed melakukan pemotongan suku bunga terlebih dahulu menunjukkan bahwa pemerintah mengakui adanya tekanan terhadap perekonomian China,” kata Zhang Zhiwei, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.
Dia memperkirakan akan ada lebih banyak penurunan suku bunga di China setelah The Fed memasuki siklus penurunan suku bunganya.
"Pemangkasan suku bunga China ditujukan untuk memperkuat penyesuaian kontra-siklus guna mendukung perekonomian riil dengan lebih baik,” kata PBOC dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: China Bersiap Menghadapi Dua Badai Tropis Setelah Banjir Bandang yang Mematikan
Pengumuman ini juga muncul setelah PBOC mengatakan akan mengubah saluran transmisi kebijakan moneternya.
Gubernur PBOC Pan Gongsheng bulan lalu mengatakan bahwa reverse repo tujuh hari pada dasarnya berfungsi sebagai suku bunga kebijakan utama.