Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Suasana untuk pembicaraan pada minggu ini akan menjadi sangat tegang setelah Donald Trump mengatakan bahwa sesuatu yang buruk dalam penanganan China atas kerusuhan yang sedang berlangsung di Hong Kong dapat mempengaruhi hasil dari pembicaraan tersebut.
China juga telah dengan keras dan berulang kali menuntut agar AS tetap berada di luar urusan dalam negeri negara tersebut sehubungan dengan bagaimana Hong Kong menangani protes anti-pemerintah.
Selain itu, pada hari Senin AS menempatkan 28 perusahaan teknologi China dalam daftar hitam perdagangan atas perlakuan Beijing terhadap Muslim Uygur dan anggota mayoritas Muslim lainnya dari kelompok etnis minoritas di Xinjiang.
Baca Juga: Visa turis berlaku, Arab Saudi langsung banjir 24.000 turis dalam 10 hari
Untuk semakin memperumit situasi, Trump telah secara terbuka meminta Beijing menyelidiki urusan bisnis dari mantan Wakil Presiden AS Joe Biden di China. Biden sendiri seorang calon presiden AS dari Partai Demokrat.
"Khusus untuk pihak AS, politik dalam negeri telah mempersulit pembicaraan perdagangan untuk benar-benar terbebas dari masalah lain," kata Louis Kuijs, kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics.