Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WINNIPEG. China merespons kritik Kanada terhadap hukum keamanan nasional Beijing yang diberlakukan di Hong Kong. China menegur Kanada pada hari Sabtu (4/7) agar tidak ikut campur urusan dalam negeri China.
Ini merupakan teguran yang kedua yang menambah ketegangan hubungan bilateral kedua negara.
Baca Juga: Imbas memanasnya hubungan India-China, Weibo hapus akun Narendra Modi
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Jumat mengatakan bahwa Kanada menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong karena hukum dan undang-undang keamanan Hong Kong dinilai sebagai langkah mundur yang cukup signifikan untuk kebebasan di kota tersebut.
Mengutip Reuters, Kedutaan Besar China di Ottawa mengatakan dalam sebuah pernyataan di situ webnya bahwa Kanada telah benar-benar campur tangan dalam urusan China. Tiongkok menegaskan bahwa Undang-Undang Keamanan yang baru itu akan menjaga keamanan di Hong Kong.
Baca Juga: Uni Eropa tak masukkan AS dalam daftar aman negara yang diizinkan masuk ke Benua Biru
"Beberapa negara barat termasuk Kanada telah ikut campur dalam urusan Hong Kong dengan dalih hak asasi manusia, yang secara serius melanggar hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional," kata seorang juru bicara dalam pernyataan itu.
Beijing memberlakukan undang-undang keamanan Hong Kong minggu ini meskipun ada protes dari warga Hong Kong dan kritik dari negara-negara Barat, yang mengatakan undang-undang itu mengatur pusat keuangan di jalur otoriter.
Para pejabat Hong Kong mengatakan pada hari Sabtu mereka sangat kecewa dengan penangguhan perjanjian ekstradisi Kanada.
Pejabat di kantor perdana menteri Kanada dan wakil perdana menteri tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Baca Juga: Tak bisa manggung, Cirque du Soleil mengajukan proteksi kebangkrutan
Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah tegang sejak 2018 ketika Kanada menangkap Meng Wanzhou, kepala keuangan Huawei Technologies Co, dengan surat perintah A.S.
Setelah Meng ditahan, Tiongkok menangkap warga negara Kanada Michael Kovrig, seorang mantan diplomat, dan Michael Spavor, seorang pengusaha