Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - IMPOR batubara China tetap berada di level tinggi pada bulan Juli setelah pembelian dari luar negeri meningkat hampir dua kali lipat pada paruh pertama tahun 2023.
Melansir Reuters, merujuk pada data Administrasi Umum Bea Cukai Selasa (8/8), dipicu perusahaan listrik terus mendatangkan pasokan yang lebih murah untuk memenuhi puncak permintaan listrik musim panas.
Baca Juga: Faisal Basri: Kebijakan Hilirisasi RI Hanya Menguntungkan China
Konsumen batubara terbesar di dunia itu mengimpor 39,26 juta metrik ton batubara bulan lalu. Atau sedikit di bawah 39,87 juta metrik ton pada bulan Juni dan dibandingkan dengan jumlah bulanan rata-rata 37 juta metrik ton antara Januari dan Juni.
Pembelian di bulan Juli melonjak 67% dari 23,52 juta metrik ton setahun sebelumnya. Rekor impor batubara bulanan China adalah 43,56 juta metrik ton pada Januari 2020.
Asal tahu, beban listrik telah melonjak dan mencapai puncak baru sejak pertengahan Juni karena sebagian besar wilayah negara tersebut mengalami periode suhu yang sangat tinggi.
Biaya pengiriman batubara 3.800 kilokalori dari Indonesia dan Afrika Selatan, serta bahan bakar 5.500 kilokalori yang berkualitas lebih tinggi dari Australia, lebih rendah darpada harga pasokan domestik di China.
Batubara Australia untuk pengiriman akhir Agustus dan awal September terakhir dipatok pada harga sekitar 800 yuan ($111,3) per metrik ton.
Atau sekitar 40 yuan di bawah harga grosir yang berlaku di pusat batubara utara Qinhuangdao, kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
Baca Juga: China's July Coal Imports Surge as Heatwaves Drive Power Use
Impor batubara selama tujuh bulan pertama mencapai 261 juta metrik ton, 88,6% di atas tingkat tahun lalu, data bea cukai menunjukkan.
Impor yang sangat besar ini berkontribusi pada rekor persediaan batubara di pembangkit-pembangkit listrik utama, yang terakhir mencapai hampir 200 juta metrik ton pada akhir Juni.