Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. Berada di tengah konflik Amerika Serikat dan Korea Utara yang tengah memanas, Presiden China Xi Jinping meminta Presiden AS Donald Trump untuk melakukan resolusi dengan damai. Xi mengungkapkan permintaannya ini via telepon dengan Trump, namun tidak dijelaskan pihak mana yang berinisiatif menghubungi.
Komunikasi keduanya ini dilakukan setelah media lokal milik pemerintah China memberi peringatan bahwa kawasan Semenanjung Korea tidak pernah lebih dekat dengan bentrokan militer sejak Korea Utara menguji coba nuklirnya pertama kali di tahun 2006.
Presiden Trump sebelumnya mengumumkan telah mengirim kapal induk USS Carl Vinson dan sejumlah 'armada' kapal perang menuju Semenanjung Korea untuk menggertak tes nuklir Korea Utara.
Secara terang-terangan lewat akun Twitternya, Trump menyinggung China yang dianggap tak satu suara. Dia bilang, Korea utara telah mencari masalah, dan AS akan menyelesaikan masalah tersebut dengan atau tanpa Beijing.
North Korea is looking for trouble. If China decides to help, that would be great. If not, we will solve the problem without them! U.S.A.— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 11, 2017
Sebaliknya, Korea Utara balas mengancam akan melontarkan nuklir jika muncul sinyal agresi dari AS.
Media China CCTV melaporkan, Presiden Xi dalam percakapannya dengan Trump menegaskan komitmennya untuk melakukan denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea, menjaga stabilitas dan memfasilitasi masalah dengan cara damai. "China akan menjaga komunikasi dan koordinasi dengan pihak AS," kata Xi.
Trump dikhawatirkan mengeksekusi serangannya ke Korea Utara, mengingat pekan lalu, AS menyerang pangkalan militer Suriah dengan 59 misil Tomahawk. Trump beralasan, pemerintah Suriah menjadi otak di balik penyerangan pemberontak dengan senjata kimia, yang juga menewaskan anak-anak.