Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI/BEIJING. Pemerintah China dikabarkan mulai menarik kembali pasukan di sepanjang perbatasan yang diperebutkan dengan India pada hari Senin (6/7).
Hal itu dikatakan sumber-sumber dari pemerintah India, menyusul bentrokan antara kedua negara bulan lalu di mana 20 tentara India dilaporkan tewas.
Baca Juga: Bersitegang dengan China, AS relokasi pembom B.52H yang bawa bom nuklir ke Guam
Dalam bentrokan itu, prajurit kedua negara bertempur dengan tongkat dan pentungan selama berjam-jam pada 15 Juni 2020 dan beberapa korban jatuh hingga tewas di perairan beku di sungai Galwan di Himalaya Barat.
Mengutip Reuters, sejauh ini, China belum mengkonfirmasi apakah ada korban dari pasukannya, tetapi kematian prajurit India merupakan yang tertinggi di sepanjang perbatasan dalam lebih dari lima dasawarsa.
Kondisi ini telah membuat hubungan kedua negara memanas yang melibatkan pembicaraan selama berminggu-minggu di antara pejabat militer senior untuk meredakan ketegangan.
Baca Juga: Perusahaan Warren Buffett membeli aset gas Dominio Energy seharga US$ 4 miliar
Nah pada hari Senin, militer China membongkar tenda dan bangunan di sebuah situs di lembah Galwan dekat tempat bentrokan terakhir terjadi, kata sumber-sumber pemerintah India, yang menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.
Kendaraan terlihat menarik diri dari daerah itu, serta di Hotsprings dan Gogra - dua zona perbatasan yang diperebutkan - sumber mengatakan.
Menanggapi pertanyaan tentang apakah China telah memindahkan kembali peralatan di lembah Galwan, juru bicara kementerian luar negeri Cina Zhao Lijian mengatakan kedua belah pihak mengambil langkah-langkah efektif untuk melepaskan dan meredakan situasi di perbatasan.
Baca Juga: India China capai kesepakatan usai adu jotos, tapi belum tentu ancaman perang hilang
"Kami berharap India akan bertemu China di tengah jalan dan mengambil langkah konkret untuk melaksanakan apa yang disepakati kedua belah pihak, terus berkomunikasi secara erat melalui saluran diplomatik dan militer, dan bekerja sama untuk mendinginkan situasi di perbatasan," kata Zhao dalam konferensi pers.