CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.769   4,00   0,02%
  • IDX 8.404   41,88   0,50%
  • KOMPAS100 1.165   5,64   0,49%
  • LQ45 848   4,55   0,54%
  • ISSI 294   1,89   0,65%
  • IDX30 442   2,01   0,46%
  • IDXHIDIV20 512   1,57   0,31%
  • IDX80 131   0,79   0,61%
  • IDXV30 136   0,22   0,16%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

China Murka: Lagi-Lagi, Beijing Tuntut Jepang Cabut Pernyataan soal Taiwan


Rabu, 19 November 2025 / 08:22 WIB
China Murka: Lagi-Lagi, Beijing Tuntut Jepang Cabut Pernyataan soal Taiwan
ILUSTRASI. China kembali mengecam Jepang atas pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan. Yuichi Yamazaki/Pool via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - China kembali mengecam Jepang atas pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan.

Mengutip DPA International, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada Selasa (18/11/2025) di Beijing mengatakan bahwa pernyataan tersebut bersifat "sangat berbahaya" dan telah memicu kemarahan rakyat China.

Ia menegaskan bahwa Beijing menuntut Jepang menarik kembali pernyataan tersebut.

Awal bulan ini, Takaichi menyampaikan di parlemen Jepang bahwa serangan militer China ke Taiwan akan menjadi “ancaman eksistensial” bagi Jepang. Ia mengatakan serangan tersebut dapat memberi dasar hukum bagi Jepang untuk menggunakan hak bela diri, mengingat Taiwan berada dekat jalur pelayaran strategis yang penting bagi Jepang.

Hubungan kedua negara memang telah lama tegang, dan Takaichi dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap Beijing.

Setelah pernyataan tersebut, pemerintah China mengeluarkan imbauan agar warganya tidak bepergian ke Jepang. Beijing dalam beberapa pekan terakhir juga memperkeras sikapnya terkait isu Taiwan dalam komunikasi diplomatik dengan negara lain.

Baca Juga: Apa yang Terjadi di Taiwan? Semua Warga Kini Wajib Punya Buku Panduan Perang

Di saat yang sama, Kedutaan Besar Jepang di China juga memperingatkan warganya agar menghindari kerumunan dan meningkatkan kewaspadaan karena isu ini menjadi pemberitaan luas di media China.

Untuk meredakan ketegangan, seorang pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri Jepang menggelar pembicaraan dengan mitranya di Beijing pada Selasa.

Sementara itu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara menyatakan bahwa Tokyo tetap terbuka untuk dialog setelah Beijing menyampaikan bahwa Perdana Menteri China Li Qiang tidak berencana bertemu Takaichi dalam KTT G20 di Afrika Selatan akhir bulan ini.

Tonton: Taiwan Larang Konsumsi Indomie Soto Banjar Lantaran Mengandung Etilen Oksida

Kesimpulan 

Ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo kembali meningkat setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyebut potensi serangan China ke Taiwan sebagai ancaman yang dapat memicu hak bela diri Jepang. China menilai pernyataan itu memprovokasi dan menuntut penarikan resmi, sembari mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya. Jepang merespons dengan imbauan serupa serta membuka peluang dialog untuk meredakan situasi. Meski ada upaya diplomasi, eskalasi retorika kedua negara menunjukkan isu Taiwan tetap menjadi titik sensitif dalam rivalitas geopolitik Asia Timur.

Selanjutnya: OJK Terbitkan Aturan Baru Tentang Rekening Bank Umum, Begini Penjelasannya

Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025 Pagi Ini, 4 Wakil Indonesia Melaju ke Fase 16 Besar




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×