Sumber: Global Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tao mencatat, China yang sebelumnya merupakan konsumen besar vaksin yang bergantung pada impor, kini telah tumbuh menjadi salah satu kekuatan penelitian dan pengembangan vaksin terkemuka di dunia. Dia mengacu pada Tiongkok yang telah memasarkan vaksinnya sendiri untuk melawan penyakit menular utama seperti pneumonia dan H1N1.
Menurut Pearson Liu, juru bicara Sinovac, pengembang vaksin berharap, pameran ini akan berfungsi sebagai platform untuk meningkatkan kerja sama regulasi global untuk mulai mengirimkan vaksin Covid-19 kepada massa secepat dan seaman mungkin.
Baca Juga: WHO tegaskan vaksin Covid-19 barang umum milik publik
Sinovac dilaporkan telah memulai uji klinis fase III di Brasil dan Indonesia dan juga memperoleh persetujuan dari dua negara lain untuk uji coba fase III.
Liu mengatakan kepada Global Times pada hari Jumat bahwa perusahaan berharap vaksin tersebut akan dilisensikan untuk digunakan pada akhir tahun.
Baca Juga: Empat negara setuju jalani tes klinis tahap akhir vaksin corona Sinovac dan CNBG
Kapasitas produksi vaksin yang dirancang Sinovac adalah 300 juta dosis per tahun. Diperlukan 40 hari bagi perusahaan untuk memproduksi satu dosis vaksin, lapor media.
CNBG, produsen biologi di bawah China National Pharmaceutical Group Sinopharm (Sinopharm) milik negara, juga telah meluncurkan penelitian klinis di banyak negara termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Argentina, Peru, dan Maroko, Zhang Yuntao, wakil presiden dan kepala CNBG.