kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China: Pelabelan manipulator mata uang dapat menyebabkan kekacauan di pasar keuangan


Selasa, 06 Agustus 2019 / 22:19 WIB
China: Pelabelan manipulator mata uang dapat menyebabkan kekacauan di pasar keuangan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank Sentral China merespons cap yang diberikan Washington bahwa Beijing sebagai manipulator mata uang. Bank Sentral China mengatakan keputusan tersebut sangat merusak tatanan keuangan internasional dan menyebabkan kekacauan di pasar keuangan.

Keputusan Washington untuk meningkatkan ketegangan mata uang pada hari Senin juga dinilai Beijing akan menghambat pemulihan dan perdagangan global.

Baca Juga: Bursa AS rontok, harta miliarder dunia amblas Rp 1.638 triliun dalam sehari

Hal itu dikatakan Bank Rakyat China (PBOC) dalam tanggapan resmi pertama negara tersebut terhadap salvo AS terbaru dalam perang perdagangan kedua pihak yang meningkat cepat.

"China belum menggunakan dan tidak akan menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk menangani sengketa perdagangan," ujar PBOC dalam sebuah pernyataan di situs webnya seperti dilansir Reuters, Selasa (6/8).

"China menyarankan Amerika Serikat untuk mengendalikan kudanya sebelum jatuh ke jurang, dan waspada akan kesalahannya, dan berbalik dari jalan yang salah," bunyi pernyataan tersebut.

Tudingan AS terhadap Beijing sebagai manipulator mata uang sebagai respons atas penurunan tajam mata uang Yuang dalam sehari pada hari Senin.

Baca Juga: Rupiah melemah karena perang mata uang, simak prediksinya untuk besok

Penurunan nilai Yuan telah menimbulkan gejolak yang bahkan lebih besar di antara negara perekonomian terbesar dunia tersebut dan menghancurkan harapan yang tersisa untuk melakuakn resolusi cepat dalam perang dagang selama setahun terakhir.

Perselisihan dagang ini telah menyebar meluas ke tarif seperti ke teknologi.

Departemen Keuangan AS pada hari Senin mengatakan bahwa mereka telah menentukan untuk pertama kalinya sejak 1994 bahwa China memanipulasi mata uangnya, membawa perselisihan perdagangan mereka di luar persoalan tarif.

Baca Juga: Meski pasar obligasi tertekan, tapi investor masih berminat lelang sukuk negara

"Keputusan AS semata-mata didorong oleh motif politik untuk melampiaskan amarahnya," tulis Global Times, tabloid China berpengaruh yang diterbitkan oleh People's Daily People's Party Daily.

"China tidak lagi mengharapkan niat baik dari Amerika Serikat," tulis Hu Xijin, pemimpin rekdasi surat kabar tersebut dalam sebuat kicauannya di twitter pada hari Selasa.

Keputusan AS menyebut China sebagai manipulator mata uang terjadi kurang dari tiga pekan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan nilai yuan sejalan dengan fundamental ekonomi China, sementara dolar AS dinilai terlalu tinggi antara 6% hingga 12%.

Baca Juga: Peluang kenaikan imbal hasil lebih tinggi, lelang sukuk laris manis

Undang-undang AS menetapkan tiga kriteria untuk mengidentifikasi manipulasi di antara mitra dagang utama: surplus neraca berjalan global yang material, surplus perdagangan yang signifikan dengan Amerika Serikat, dan intervensi satu arah yang terus-menerus di pasar valuta asing.




TERBARU

[X]
×