Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Departemen Keuangan AS pada hari Senin mengatakan bahwa mereka telah menentukan untuk pertama kalinya sejak 1994 bahwa China memanipulasi mata uangnya, membawa perselisihan perdagangan mereka di luar persoalan tarif.
Baca Juga: Meski pasar obligasi tertekan, tapi investor masih berminat lelang sukuk negara
"Keputusan AS semata-mata didorong oleh motif politik untuk melampiaskan amarahnya," tulis Global Times, tabloid China berpengaruh yang diterbitkan oleh People's Daily People's Party Daily.
"China tidak lagi mengharapkan niat baik dari Amerika Serikat," tulis Hu Xijin, pemimpin rekdasi surat kabar tersebut dalam sebuat kicauannya di twitter pada hari Selasa.
Keputusan AS menyebut China sebagai manipulator mata uang terjadi kurang dari tiga pekan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan nilai yuan sejalan dengan fundamental ekonomi China, sementara dolar AS dinilai terlalu tinggi antara 6% hingga 12%.
Baca Juga: Peluang kenaikan imbal hasil lebih tinggi, lelang sukuk laris manis
Undang-undang AS menetapkan tiga kriteria untuk mengidentifikasi manipulasi di antara mitra dagang utama: surplus neraca berjalan global yang material, surplus perdagangan yang signifikan dengan Amerika Serikat, dan intervensi satu arah yang terus-menerus di pasar valuta asing.