Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SHENZEIN. China mulai memperketat potensi penyalahgunaan algoritme pada perusahaan teknologi seperti ByteDance Ltd. dan Tencent Holdings Ltd., dengan membidik cara platform media sosial ini menayangkan iklan dan konten untuk memikat pengguna.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (10/4), Badan Siber China akan melakukan inspeksi di tempat terhadap perusahaan dan meminta mereka untuk mengirimkan berbagai layanan mereka untuk ditinjau. Pemerintah menargetkan website, platform dan produk berskala besar untuk diperiksakan.
Kampanye ini bertujuan untuk memperketat aturan menyeluruh yang diluncurkan Agustus dan mulai berlaku Maret 2022. Kebijakan ini mengatur penggunaan algoritme industri untuk memunculkan konten bagi pengguna.
Baca Juga: AS dan China Kini Bersaing Juga di Industri Metaverse
Ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas dari pemerintah untuk membatasi pengaruh perusahaan teknologi terbesar dan terkaya di China, termasuk pada dunia hiburan. Oleh karena itu, ketentuan ini mengatur bisnis gim, pendidikan daring sensor video yang dikhawatirkan industri.
Pengawas siber menyatakan telah mewawancarai perwakilan dari selusin perusahaan termasuk Tencent, Alibaba Group Holding Ltd., Meituan dan JD.com Inc. untuk mengatasi pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 216.800 orang dari Juli hingga pertengahan Maret.
Beijing mengingat potensi dampak lebih luas di sektor ekonomi. Badan tersebut menyoroti bahwa perusahaan benar-benar mempekerjakan 295.900 orang selama periode yang sama, atau justru meningkat.
Namun persaingan untuk pekerjaan di industri teknologi tetap sengit dan pengusaha bersedia membayar lebih mahal untuk mempertahankan teknisi handal. Tencent misalnya, membagikan lebih dari US$200 juta masing-masing kepada dua eksekutif tak dikenal pada tahun 2021.
Di saat bersamaan, perusahaan justru memotong kompensasi CEO Tencent, Pony Ma selama satu tahun akibat tindakan keras Beijing membuat saham Tencent turun 19%.
Investor, yang memusnahkan lebih dari $ 1 triliun nilai saham teknologi China pada puncak tindakan keras, tetap berhati-hati tahun ini. Pada hari Jumat, saham Tencent turun sekitar 1,8% sementara perusahaan streaming video Bilibili Inc. termasuk di antara yang berkinerja terburuk di Hong Kong.
Baca Juga: Induk Usaha Google Mencatat Rekor Penjualan US$ 75,3 Miliar