Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SUIFENHE. Pemerintah China telah menyetujui dilakukannya tes terhadap manusia untuk dua vaksin eksperimental untuk memerangi virus corona baru, di tengah upaya China berjuang mengatasi kasus impor virus corona, terutama dari negara tertangganya Rusia.
Selain itu, China juga memperketat pemeriksaan di perbatasan dengan Rusia.
Mengutip Reuters, Selasa (14/4), Rusia telah menjadi negara sumber terbesar kasus impor virus corona di Tiongkok. Tercatat total 409 orang terinfeksi di China berasal dari negara beruang merah tersebut.
Baca Juga: Rupiah melemah 0,33% ke 15.682 per dolar AS pukul 10.23 WIB
"Rusia adalah contoh terbaru atas kegagalan mengendalikan kasus impor dan dapat berfungsi sebagai peringatan bagi orang lain," tulis surat kabar yang dikelola Harian Rakyat Partai Komuni.
Provinsi yang berbatasan di timur laut China dengan Rusia yakni Heilongjiang terinfeksi 79 kasus baru virus corona yang diimpor dari Rusia pada hari Senin. Semua kasus baru saat ini berasal dari warga negara China yang bepergian dan kembali dari Rusia.
Hingga Selasa, China telah melaporkan 82.249 kasus virus corona dan 3.341 kematian. Tidak ada kematian dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: China melaporkan 89 kasus virus corona baru pada 13 April, 86 di antaranya diimpor
Ketika China berjuang untuk mencegah gelombang kedua Covid-19, dua vaksin eksperimental akan diujicoba pada manusia, media pemerintah Xinhua melaporkan pada hari Selasa.
Vaksin eksperimental tengah dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech (SVA.O) yang berbasis di Beijing, dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China milik negara.
Pada bulan Maret, China memberi lampu hijau untuk percobaan klinis lain untuk calon vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio (6185.HK).
Baca Juga: Ridwan Kamil prediksi Jawa Barat akan mendekati kondisi normal bila warga disiplin
Tak lama setelah pengembang obat AS Moderna ( MRNA.O) mengatakan telah memulai tes manusia untuk vaksin mereka dengan US National Institutes of Health.
Pada pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada hari Senin, gugus tugas coronavirus Cina memutuskan untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya kesehatan di perbatasannya.