Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING/TAIPEI. Pada Senin (17/3/2025), China menegaskan, latihan militer Tiongkok di dekat Taiwan merupakan hukuman atas tindakan Presiden Taiwan Lai Ching-te yang terus mempromosikan separatisme.
Mengutip Reuters, Tiongkok telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap pulau itu dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan Tiongkok telah melaksanakan patroli kesiapan tempur gabungan - satu di pagi hari dan satu di sore hari - dengan mengirimkan 54 pesawat tempur Tiongkok termasuk jet J-10 dan pesawat nirawak ke daerah dekat Taiwan.
Dikatakan bahwa pesawat China terbang di wilayah udara di utara, barat, barat daya, dan timur Taiwan, dan bahwa pasukan udara dan laut Taiwan dikirim untuk berjaga-jaga.
Menurut kementerian tersebut, di antara mereka, 42 pesawat melintasi garis tengah Selat Taiwan, batas tidak resmi antara kedua belah pihak.
"Jika pemerintahan Lai berani memprovokasi dan bermain api, itu hanya akan mendatangkan kehancurannya sendiri," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China dalam pernyataan tersebut.
Baca Juga: Sumpah Tiongkok: Memaksimalkan Penyatuan Damai dengan Taiwan
Taiwan secara rutin melaporkan aktivitas militer semacam itu oleh China, tetapi pemerintah China sangat jarang memberikan komentar terkait hal tersebut.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan Beijing terus mengancam pulau itu secara militer, meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.
Partai Komunis China adalah "pembuat onar" dalam segala arti kata, kata dewan tersebut. Taiwan mendesak negara-negara sekutu untuk menghentikan ekspansi militer China.
Pejabat keamanan Taiwan mengatakan bahwa China berusaha menormalisasi latihan militer di dekat Taiwan, dengan melakukan patroli semacam itu di dekat pulau tersebut rata-rata setiap 7-10 hari.
Tonton: Terlibat Penjualan Senjata ke Taiwan, China Blokir Aktivitas Bisnis 10 Perusahaan Asal Amerika di Ne
Lai mengatakan minggu lalu bahwa China telah memperdalam kampanye pengaruhnya dan infiltrasi terhadap pulau tersebut, dengan menjanjikan langkah-langkah untuk mengatasi upaya Beijing untuk "mencaplok" Taiwan.
China memandang Taiwan sebagai wilayahnya, klaim yang ditolak oleh pemerintah di Taipei.
Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Beijing tetapi ditolak. Ia mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.