kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

China Simulasikan Serangan Rudal AS di Laut China Selatan


Senin, 06 Januari 2025 / 11:15 WIB
China Simulasikan Serangan Rudal AS di Laut China Selatan
Sebuah peluncur yang terpasang pada kapal perusak Angkatan Laut China di bawah Komando Teater Timur PLA menembakkan rudal ke kapal selam musuh di perairan Laut China Timur selama latihan maritim pada awal Januari 2021. China simulasikan serangan rudal siluman jarak jauh AS yang menargetkan kelompok kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Laut Cina Selatan.


Sumber: Asia Times | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah melakukan simulasi serangan rudal siluman jarak jauh Amerika Serikat (AS) yang menargetkan kelompok kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Laut China Selatan, wilayah yang menjadi sengketa. Simulasi ini menyoroti persaingan teknologi antara kemampuan siluman dan anti-siluman.

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), simulasi yang dipimpin oleh Wang Tianxiao dari Institut Teknologi Komputasi Tiongkok Utara ini bertujuan meningkatkan taktik pertahanan PLA. 

Dalam skenario tersebut, AS menggunakan 10 rudal AGM-158C Long Range Anti-Ship Missile (LRASM) untuk menyerang kapal perusak China di sekitar Kepulauan Pratas.

Baca Juga: Malaysia Tak akan Menghentikan Eksplorasi Laut Cina Selatan Meski Diprotes China

Rudal LRASM dikenal dengan kemampuan siluman terhadap radar dan jangkauan hingga 1.000 kilometer. Meskipun PLA menggunakan teknologi peperangan elektronik, rudal tersebut berhasil mengenai target berkat sistem kamera pencitraan termal.

SCMP menyebutkan bahwa detail realistis simulasi ini dapat memengaruhi strategi militer mendatang. Namun, data yang digunakan dalam simulasi sulit diverifikasi karena berasal dari intelijen sumber terbuka.

Keunggulan Rudal Jelajah Siluman

China memilih untuk mensimulasikan serangan rudal jelajah siluman daripada senjata hipersonik. Rudal jelajah siluman seperti LRASM memiliki keunggulan, termasuk sulit dideteksi oleh radar dan inframerah, serta kemampuan berbagi data untuk serangan presisi. 

Sebaliknya, senjata hipersonik lebih mudah dilacak karena fenomena plasma dan tanda visual yang ditinggalkan.

Baca Juga: Indonesia - China Belum Sepakati Area Pengembangan Bersama di Laut Cina Selatan

China memiliki beberapa opsi untuk menghadapi LRASM, seperti senjata laser, teknologi anti-siluman, dan penghancuran platform peluncur rudal sebelum mencapai jangkauan.

Senjata laser memberikan serangan instan dengan biaya rendah, meski masih memiliki keterbatasan, seperti kepekaan terhadap kondisi atmosfer.

Kemajuan dalam radar anti-siluman juga memungkinkan China mendeteksi jet tempur siluman AS, seperti F-22 dan F-35, dari jarak jauh. Radar ini menggunakan algoritma khusus tanpa memancarkan sinyal yang mudah terdeteksi, meningkatkan kemampuan anti-siluman Tiongkok.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×