kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Malaysia Tak akan Menghentikan Eksplorasi Laut Cina Selatan Meski Diprotes China


Kamis, 05 September 2024 / 12:53 WIB
Malaysia Tak akan Menghentikan Eksplorasi Laut Cina Selatan Meski Diprotes China
ILUSTRASI. PM Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa Malaysia tidak akan menghentikan eksplorasi minyak dan gasnya di Laut Cina Selatan. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa Malaysia tidak akan menghentikan eksplorasi minyak dan gasnya di Laut Cina Selatan meski ada klaim oleh China bahwa Malaysia telah melanggar wilayahnya.

Mengutip Reuters, Kamis (5/9), Anwar yang berbicara saat kunjungan resmi ke Rusia mengatakan bahwa kegiatan eksplorasi Malaysia berada di dalam wilayahnya dan tidak dimaksudkan untuk memprovokasi atau bermusuhan terhadap China.

"Tentu saja, kami harus beroperasi di perairan kami dan mengamankan keuntungan ekonomi, termasuk pengeboran minyak, di wilayah kami," kata Anwar dalam konferensi pers yang disiarkan televisi di Vladivostok.

Baca Juga: AirAsia Buka Rute Baru Penerbangan Langsung dari Kuala Lumpur ke Labuan Bajo

"Kami tidak pernah menyangkal kemungkinan diskusi (dengan Cina). Tetapi itu tidak berarti kami harus menghentikan operasi di wilayah kami."

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menyelidiki kebocoran nota diplomatik rahasia dari Kementerian Luar Negeri China.

Dalam catatan tersebut, yang dimuat oleh media berita Filipina, Beijing menegaskan bahwa eksplorasi minyak dan gas Malaysia di Laut Cina Selatan telah melanggar wilayahnya.

China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, termasuk bagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) sepanjang 200 mil laut milik Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, yang mempersulit upaya eksplorasi energi oleh beberapa negara tersebut.

Berdasarkan hukum internasional, ZEE tidak menunjukkan kedaulatan, tetapi memberikan hak kedaulatan kepada suatu negara untuk mengekstraksi sumber daya alam dari perairan tersebut.

Baca Juga: Di Paruh Pertama Tahun ini, Total Investasi Malaysia US$ 37 Miliar

Perusahaan energi negara Malaysia, Petronas, atau Petroliam Nasional Berhad, mengoperasikan ladang minyak dan gas di Laut Cina Selatan di dalam ZEE Malaysia dan dalam beberapa tahun terakhir telah beberapa kali berhadapan dengan kapal-kapal China.

Anwar mengatakan China telah mengirimkan satu atau dua nota protes untuk menghentikan aktivitas eksplorasi minyak Malaysia, tanpa menyebutkan rinciannya, tetapi menekankan bahwa pemerintah akan terus menjelaskan posisinya kepada Beijing.

"Kami telah mengatakan bahwa kami tidak akan melanggar batas negara orang lain. Itu adalah kebijakan dan prinsip ketat kami," katanya.

"Mereka tahu posisi kami.... Mereka mengklaim bahwa kami melanggar wilayah mereka. Itu tidak benar. Kami katakan tidak, itu wilayah kami."

Baca Juga: GLOBAL ECONOMY-Asian Factories Show Tentative Signs of Recovery as China Improves

"Namun, jika mereka terus berselisih, ya sudah, kami harus mendengarkan, dan mereka harus mendengarkan."

Sebuah pengadilan arbitrase internasional di Den Haag pada tahun 2016 memutuskan klaim China atas sekitar 90% Laut Cina Selatan, yang dibuat melalui "sembilan garis putus-putus" berbentuk U pada petanya, tidak memiliki dasar hukum internasional.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×