Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
Komentar tersebut menyusul pengumuman bahwa pemerintah AS akan menjatuhkan sanksi kepada puluhan perusahaan China karena membantu Beijing dalam pengembangan dan militerisasi pulau buatan di Laut China Selatan.
Kolonel Senior Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa negaranya memang telah melakukan latihan di perairan dan wilayah udara antara Qingdao di timur laut China dan pulau-pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
Tetapi tidak menyebutkan penggunaan rudal secara langsung. "Latihan itu tidak menargetkan negara mana pun," kata Wu.
Baca Juga: Meski kasus corona melonjak, India tetap akan buka layanan kereta bawah tanah
Meskipun Kementerian Pertahanan China belum mengonfirmasi uji coba rudal tersebut, media yang dikendalikan pemerintah China membuat beberapa referensi rinci tentang peluncuran tersebut.
Laporan tersebut mengatakan rudal yang terlibat adalah rudal DF-21D dan DF-26, keduanya telah disebut-sebut dalam propaganda China sangat akurat dan mampu mengenai kapal yang bergerak di laut.
"DF-26 dan DF-21D China adalah rudal balistik pertama di dunia yang mampu menargetkan kapal berukuran besar dan menengah, yang membuat mereka mendapat gelar 'pembunuh kapal induk'," kata Global Times yang dikelola pemerintah pada hari Kamis.