Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Amerika Serikat menyebut China meluncurkan serangkaian uji coba rudal balistik ke Laut China Selatan pada minggu ini. Hal ini adalah bagian dari kesibukan latihan militer yang membentang ribuan mil di sepanjang garis pantai China di tengah ketegangan dengan Washington atas sengketa di perairan tersebut.
Beijing mengklaim hampir semua wilayah di Laut Cina Selatan sebagai wilayah kedaulatannya dan telah meningkatkan upaya untuk menegaskan dominasinya atas perairan kaya sumber daya ini dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Tegang, 2 pesawat Rusia cegat pesawat bomber milik AS lewat manuver berbahaya
Di antaranya dengan mengubah serangkaian terumbu karang dan atol menjadi pulau-pulau buatan yang dijaga ketat dan dijaga ketat serta meningkatkan aktivitas angkatan lautnya di wilayah tersebut.
Ambisi teritorial China diperebutkan oleh setidaknya lima negara lain, dan telah ditolak mentah-mentah oleh Washington yang telah menyatakan klaim Beijing ilegal berdasarkan hukum internasional.
Ketegangan terbaru muncul usai seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa militer China meluncurkan empat rudal jarak menengah dari daratan China pada hari Rabu.
Rudal itu berdampak di bagian utara Laut Cina Selatan antara Pulau Hainan dan Kepulauan Paracel, yang dinamai sebagai Kepulauan Xisha oleh China.
Baca Juga: Meski dikritik, Xi Jinping: China akan tingkatkan upaya melawan perpecahan di Tibet
Dalam sebuah pernyataan hari Kamis, Pentagon menggambarkan latihan itu sebagai yang terbaru dari serangkaian tindakan China yang dimaksudkan untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum yang merugikan negara-negara tetangga.
Komentar tersebut menyusul pengumuman bahwa pemerintah AS akan menjatuhkan sanksi kepada puluhan perusahaan China karena membantu Beijing dalam pengembangan dan militerisasi pulau buatan di Laut China Selatan.
Kolonel Senior Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa negaranya memang telah melakukan latihan di perairan dan wilayah udara antara Qingdao di timur laut China dan pulau-pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
Tetapi tidak menyebutkan penggunaan rudal secara langsung. "Latihan itu tidak menargetkan negara mana pun," kata Wu.
Baca Juga: Meski kasus corona melonjak, India tetap akan buka layanan kereta bawah tanah
Meskipun Kementerian Pertahanan China belum mengonfirmasi uji coba rudal tersebut, media yang dikendalikan pemerintah China membuat beberapa referensi rinci tentang peluncuran tersebut.
Laporan tersebut mengatakan rudal yang terlibat adalah rudal DF-21D dan DF-26, keduanya telah disebut-sebut dalam propaganda China sangat akurat dan mampu mengenai kapal yang bergerak di laut.
"DF-26 dan DF-21D China adalah rudal balistik pertama di dunia yang mampu menargetkan kapal berukuran besar dan menengah, yang membuat mereka mendapat gelar 'pembunuh kapal induk'," kata Global Times yang dikelola pemerintah pada hari Kamis.