Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Beijing berjanji akan melakukan serangan balik jika Jepang menggunakan kekuatan militer di Selat Taiwan.
Mengutip South China Morning Post, Beijing memperingatkan bahwa keterlibatan militer Jepang di Selat Taiwan akan dianggap sebagai “tindakan agresi” dan berjanji untuk membalas, menandai babak terbaru dalam perselisihan diplomatik terkait pernyataan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, mengenai Taiwan.
Kementerian Luar Negeri China menyampaikan pernyataan tersebut pada Kamis, hanya beberapa hari setelah Beijing melayangkan protes atas pernyataan Takaichi minggu lalu bahwa Jepang dapat mengerahkan militernya jika terjadi konflik lintas selat.
“Jika Jepang berani menggunakan kekuatan militer untuk campur tangan di Selat Taiwan, itu akan menjadi tindakan agresi, dan China akan membalas dengan keras,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian.
“Kami akan secara tegas menjalankan hak bela diri yang dijamin oleh Piagam PBB dan hukum internasional, serta dengan teguh mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah kami,” tambahnya.
Beijing memandang Taiwan sebagai bagian dari China yang harus dipersatukan kembali, jika perlu dengan kekuatan militer. Sebagian besar negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, tidak mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat, tetapi Washington menolak segala upaya untuk mengambil alih pulau berpemerintahan sendiri itu dengan paksa, dan berkomitmen memasok senjata kepada Taiwan.
Baca Juga: China Desak PM Jepang Tarik Ucapan Soal Taiwan, Ketegangan Diplomatik Memanas
Takaichi menyampaikan kepada parlemen Jepang pekan lalu bahwa penggunaan kekuatan militer di Selat Taiwan dapat dipandang sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” bagi Jepang.
Di bawah undang-undang keamanan 2015 negara tersebut, “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” berarti serangan bersenjata terhadap sekutu Tokyo dipandang sebagai ancaman eksistensial bagi Jepang, sehingga memungkinkan Jepang mengerahkan pasukan bela dirinya.
Takaichi kemudian meluruskan bahwa pernyataannya hanya bersifat “hipotetis” dan ia akan menahan diri dari membuat komentar serupa di masa depan. Namun ia menolak untuk mencabut pernyataannya.
Baca Juga: Ekonomi Taiwan Diproyeksi Tumbuh Hampir 6% Tahun Ini Berkat Lonjakan Sektor AI













