Sumber: South China Morning Post,Xinhua | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada hari Selasa, China hanya melaporkan 19 kasus infeksi baru, termasuk 17 di Wuhan dan dua kasus impor di Beijing dan Guangdong, yang merupakan angka harian terendah sejak mulai memberikan laporan harian pada 20 Januari.
Sebaliknya, jumlah kasus virus corona semakin meningkat di sejumlah negara seperti Italia, Prancis, Jerman dan Spanyol. Termasuk Amerika, di mana jumlah kasus yang dikonfirmasi di AS naik tajam menjadi 525 pada hari Minggu dengan 24 kematian, meskipun jumlah kasus infeksi yang sebenarnya bisa jauh lebih besar mengingat kurangnya alat pengujian.
Baca Juga: China mulai pulih, harga komoditas logam industri meroket
Kemenangan awal China dalam mengekang virus corona, meskipun ada upaya dari pemerintah setempat untuk membungkam peringatan dari dokter pada hari-hari awal wabah, telah memberikan para pemimpinnya kepercayaan baru bahwa model politik otoriter mereka lebih cocok untuk menangani keadaan darurat daripada demokrasi liberal barat.
Beijing dengan cepat bertindak untuk memaksakan kontrol besar-besaran yang membatasi pergerakan warganya dan menutup bisnis berisiko di seluruh negeri. Pada saat yang sama, China juga memobilisasi pembangunan rumah sakit yang cepat dan produksi pasokan medis yang sangat dibutuhkan termasuk masker wajah.
Baca Juga: Cerita mengharukan pada dokter China yang kembali bekerja setelah terinfeksi corona
Seorang pejabat dengan kementerian China, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang membahas sistem politik China dengan media, mengatakan virus corona telah membuktikan bahwa sistem terpusat memiliki keunggulan dalam mengatasi bencana manusia.
"Jika ada bencana kolosal yang mengancam keberadaan manusia, orang Cina di bawah sistem saat ini akan bertahan paling lama," katanya. "Anda tidak bisa menaruh harapan pada pemerintah yang tidak dapat meyakinkan orang-orang mereka untuk mengenakan masker."