kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Chip Jadi Senjata: China–Belanda di Ambang Perang Dagang Baru Gara-Gara Nexperia


Jumat, 14 November 2025 / 06:33 WIB
Chip Jadi Senjata: China–Belanda di Ambang Perang Dagang Baru Gara-Gara Nexperia
ILUSTRASI. Delegasi pemerintah Belanda akan melakukan perjalanan ke China “awal pekan depan” untuk mencari solusi terkait perselisihan Nexperia.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Delegasi pemerintah Belanda akan melakukan perjalanan ke China “awal pekan depan” untuk mencari solusi terkait perselisihan mengenai perusahaan semikonduktor Nexperia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Ekonomi Belanda Vincent Karremans pada Kamis.

“Sebuah delegasi pejabat senior dari kementerian saya akan pergi ke Beijing untuk melanjutkan upaya mencari solusi yang dapat disepakati bersama,” kata Karremans dalam pernyataannya.

Melansir Reuters, Karremans menyambut baik langkah China yang mulai melonggarkan aturan ekspor chip Nexperia, namun ia menegaskan bahwa pemerintah Belanda masih memantau situasi tersebut untuk memastikan kapan perdagangan chip dari fasilitas Nexperia di China dapat kembali berjalan normal.

Perselisihan geopolitik dan korporasi mencuat pada akhir September terkait Nexperia, pembuat miliaran chip untuk industri otomotif dan perangkat elektronik lainnya.

Baca Juga: China Longgarkan Pembatasan Ekspor Chip Nexperia untuk Keperluan Sipil

Setelah pemerintah Belanda mengambil alih kendali perusahaan tersebut karena kekhawatiran transfer teknologi ke perusahaan induk asal China, Wingtech, Beijing kemudian menerapkan kontrol ekspor terhadap produk Nexperia yang dibuat di China. Langkah ini mengancam rantai pasok industri otomotif global.

Saat ini, pemerintah Belanda memiliki hak veto terhadap keputusan strategis di perusahaan tersebut. Beijing bahkan mendesak sekutu-sekutu Belanda untuk menekan Den Haag agar memberi konsesi.

Secara terpisah, pengadilan Belanda menangguhkan CEO lama perusahaan sekaligus pendiri Wingtech karena dugaan mismanajemen.

Tonton: Belanda Temukan Sepatu Kets Indonesia Terkontaminasi Cesium-137

Kesimpulan 

Ketegangan Belanda–China terkait Nexperia semakin menunjukkan bagaimana isu teknologi kini menjadi alat negosiasi geopolitik. Belanda berupaya menenangkan situasi dengan mengirim delegasi tinggi ke Beijing, namun tetap mempertahankan kontrol strategis atas perusahaan tersebut karena kekhawatiran transfer teknologi sensitif. Sementara itu, China menggunakan tekanan perdagangan sebagai respons atas pengambilalihan kendali oleh Belanda. Konflik ini memperlihatkan bahwa persaingan teknologi global kini langsung mempengaruhi rantai pasok industri otomotif, diplomasi ekonomi, dan hubungan antarpemerintah.

Selanjutnya: Pergerakan Rupiah pada Jumat (14/11) Menanti Data Ekonomi

Menarik Dibaca: Yuk, Serbu Sushi Delivery Promo dari Genki Sushi Diskon Rp 35.000 Via GrabFood




TERBARU

[X]
×