Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Sutradara Christopher Nolan rupanya memiliki pesan khusus yang ingin disampaikan lewat karya film terbarunya, Oppenheimer. Menurutnya, film yang berkisah tentang pengembangan bom nuklir itu memberikan peringatan akan konsekuensi teknologi kecerdasan buatan atau AI.
"Apa yang dia (Robert Oppenheimer) dan timnya lakukan di Laboratorium Los Alamos di Amerika Serikat adalah ekspresi tertinggi dari sains yang merupakan hal yang sangat positif, (tetapi) memiliki konsekuensi negatif pada akhirnya," kata Nolan menggambarkan alur cerita Oppernheimer, dikutip Channel News Asia.
Keberadaan AI yang merupakan produk sains kini semakin digemari berkat manfaatnya yang luar biasa. Di sisi lain, AI menimbulkan ketakutan serupa tentang bahaya teknologi dengan konsekuensi yang berpotensi tidak terkendali.
Baca Juga: Oppenheimer: Bapak Bom Atom, Bom Nagasaki-Hiroshima, dan Penyesalannya
Banyak kalangan khawatir bahwa AI dapat beroperasi sendiri tanpa perintah dari pengguna, atau bahkan penciptanya, dan membahayakan umat manusia.
"Peneliti kecerdasan buatan menyebut momen saat ini sebagai 'momen Oppenheimer'," kata Nolan, merujuk pada uji atom pertama, saat beberapa orang khawatir bahwa fisi nuklir akan menyebabkan reaksi berantai yang tidak terkendali yang akan menghancurkan Bumi.
Bagi Nolan, film Oppenheimer bisa memberikan peringatan penting akan konsekuensi yang bisa timbul dari kelahiran teknologi AI yang pengembangannya nyaris tanpa batas.
Baca Juga: Oppenheimer Segera Tayang, Tonton Juga 4 Film Christopher Nolan Ini
"Ini adalah kisah peringatan. Itu menunjukkan bahayanya. Munculnya teknologi baru cukup sering disertai dengan rasa takut tentang ke mana arahnya," ungkap Nolan.
Film Oppenheimer menghidupkan dilema yang ditimbulkan bagi para ilmuwan yang bekerja di Proyek Manhattan, nama sandi dari upaya mengembangkan bom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Sang sutradara mengatakan banyak yang berpendapat bahwa sebenarnya beberapa stabilitas di dunia telah dicapai melalui keberadaan senjata-senjata ini.
"Secara pribadi, saya tidak menemukan itu meyakinkan, tetapi itu menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada jawaban yang mudah untuk dilema ini," pungkasnya.