Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan minuman ringan asal Amerika Serikat, Coca-Cola tengah bekerja sama dengan investment bank Lazard untuk meninjau opsi strategis terkait jaringan kopi asal Inggris, Costa Coffee. Menurut sumber Reuters, opsi yang akan diambil bisa berupa penjualan.
Coca-Cola belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar di luar jam kerja. Pihak Costa dan Lazard juga belum merespons permintaan konfirmasi.
Menurut laporan Sky News, Coca-Cola telah melakukan pembicaraan awal dengan sejumlah kecil calon pembeli potensial, termasuk beberapa perusahaan ekuitas swasta. Penawaran indikatif akan masuk pada awal musim gugur, meski belum ada keputusan final terkait penjualan.
Baca Juga: Seruan Boikot Produk AS di India: McDonalds, Coca-Cola, dan Apple Jadi Sasaran
Coca-Cola mengakuisisi Costa Coffee pada 2018 dengan nilai lebih dari US$ 5 miliar. Strategi akuisisi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat posisinya di pasar kopi global dan bersaing dengan raksasa seperti Starbucks dan Nestlé.
Costa Coffee saat ini beroperasi di 50 negara. Jika dijual, langkah ini akan menambah deretan transaksi akuisisi dan divestasi di sektor makanan dan minuman kemasan, yang belakangan mengalami pertumbuhan pesat. Banyak perusahaan mencari skala dan efisiensi untuk menghadapi inflasi harga serta perubahan preferensi konsumen yang kini semakin memilih produk yang lebih sehat.
Dalam panggilan kinerja bulan lalu, CEO Coca-Cola James Quincey mengisyaratkan evaluasi terhadap operasional Costa. Ia mengatakan, investasinya di Costa tidak berada di titik yang diharapkan dari hipotesis awal investasi.
"Kami sedang berada dalam fase evaluasi terhadap apa yang telah kami pelajari, dan mempertimbangkan bagaimana kami bisa menemukan jalan baru untuk bertumbuh di kategori kopi, sambil tetap menjalankan bisnis Costa dengan baik," papar Quincey dikutip Reuters.
Sementara itu, di Amerika Serikat, banyak perusahaan makanan dan minuman tengah berupaya menghadirkan alternatif yang lebih sehat sebagai tanggapan atas kampanye "Make America Healthy Again" yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr.. Pada Juli 2025, Coca-Cola menyatakan akan mulai menggunakan gula tebu asli dalam produknya di AS.