Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BRASILIA. Otoritas Bea Cukai China mengatakan, pihaknya menangguhkan impor dari dua pabrik daging babi Brasil yang dimiliki oleh pengepakan daging JBS SA dan BRF SA di tengah kekhawatiran tentang virus corona baru.
Berdasarkan situs Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC), China untuk sementara menghentikan impor dari pabrik BRF di Lajeado dan pabrik merek Seara milik JBS di Tres Passos. Kedua perusahaan tersebut berada di negara bagian Rio Grande do Sul, sebelah selatan Brasil.
Baca Juga: WHO melaporkan rekor peningkatan kasus virus corona global lebih 212.000 orang
Pengumuman yang hanya mengidentifikasi pabrik dengan nomor registrasi, tidak memberikan alasan penangguhan. Tetapi Brasil, yang masih terhuyung-huyung dari pandemi Covid-19, terburuk kedua di dunia di belakang Amerika Serikat, dilihat menjadi salah satu penyebab utama larangan impor ini.
Padahal China merupakan pembeli terbesar daging babi, daging sapi, dan ayam Brasil. Negeri Tirai Bambu pun telah meminta agar eksportir daging secara global menyatakan produk mereka bebas dari virus corona, yang sudah dilakukan BRF, JBS dan pengepakan daging Brasil lainnya.
Sebanyak enam pabrik daging Brasil sekarang telah diblokir dari mengekspor ke China di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ribuan kasus Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, di antara pekerja rumah jagal di negara itu.
BRF mengatakan, perusahaan juga tidak diberi alasan untuk penangguhan tersebut. Tetapi perusahaan mengatakan sudah bekerja sama dengan otoritas Brasil dan China untuk membangun kembali ekspor dari fasilitas secepat mungkin.
Baca Juga: Kasus virus corona global capai 11 juta, lockdown bisa jadi pola berulang hingga 2021
Sementara itu, JBS, dalam sebuah pernyataan menyebut tidak akan mengomentari keputusan tersebut. "Kami mengambil berbagai langkah untuk memastikan makanannya berkualitas tinggi dan para pekerjanya dilindungi," kata JBS dalam pernyataannya.
Kementerian Pertanian Brasil pun hanya berkomentar setelah menerima komunikasi resmi dari China mengenai masalah tersebut.