Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus harian virus corona di Korea Selatan tetap di bawah 40 untuk hari kedua berturut-turut di hari ini. Namun, kekhawatiran tetap ada karena kasus impor terus meningkat dan menghambat upaya negara untuk mengendalikan virus corona.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan, ada tambahan 39 kasus, termasuk 11 infeksi lokal, yang membuat total infeksi di Negeri Ginseng menjadi 13.551 kasus.
Sementara, infeksi yang datang dari luar negeri telah berada di tingkat tertinggi selama berminggu-minggu, dengan jumlah kasus baru dua digit selama 20 hari berturut-turut.
Baca Juga: Jadi pusat penyebaran corona, Tokyo bakal tingkatkan kewaspadaan ke level tertinggi
Dari 28 kasus impor tambahan yang dilaporkan, 23 terdeteksi di pos pemeriksaan karantina bandara dan pelabuhan laut. Korea Selatan telah melaporkan 43 kasus impor pada Senin (13/7), tertinggi dalam empat bulan.
Sejak Senin, Korea Selatan juga telah meminta kedatangan dari empat negara berisiko tinggi, Banglades, Pakistan, Kazakhstan, dan Kirgistan, untuk menyerahkan sertifikat yang menyatakan mereka negatif terhadap virus corona.
Pemerintah mengatakan ada dua negara lagi akan ditambahkan ke dalam daftar tersebut mulai Selasa pekan depan.
Kasus impor, yang pernah menjadi sumber utama kasus virus di sini, jatuh ke angka satu digit awal bulan lalu di belakang cek karantina yang diperkuat di bandara.
Tetapi kasus-kasus seperti itu telah memantul kembali ke angka dua digit sejak pertengahan Juni karena kasus-kasus virus global telah memantul kembali di tengah berkurangnya penguncian. Juga, jumlah pekerja asing yang memasuki negara itu meningkat baru-baru ini.
Baca Juga: Harga minyak mentah kompak menguat 0,4% berkat penurunan persediaan minyak AS
Sementara itu, jumlah infeksi lokal baru tetap berada di kisaran 20 hingga 40 pada bulan Juli, tetapi mulai menyusut menjadi 19 pada hari Senin dan 14 pada hari Selasa. Total pada hari ini adalah yang terendah sejak 22 Juni, kata KCDC.
Sejak Jumat lalu, negara itu telah melarang gereja-gereja mengadakan pertemuan-pertemuan kecil selain dari kebaktian biasa dan makan bersama. Log entri berbasis kode QR juga telah diterapkan ke gereja.
Sebanyak 126.000 fasilitas di seluruh negeri telah mengadopsi sistem berbasis kode QR.