Sumber: Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, dari tambahan kasus baru, tujuh kasus dilaporkan di sebelah barat kota Gwangju, dengan sebagian besar ditelusuri berasal dari kuil Budha di kota itu. Sudah ada 92 kasus terkait dengan kuil di kota itu, yang terletak 330 kilometer sebelah selatan Seoul.
Data KCDC menunjukan, ibu kota Seoul juga menambahkan lima kasus, dengan Provinsi Gyeonggi yang berada di sekitarnya ada 11 kasus tambahan.
Satu kasus lagi berhasil ditemukan terkait sebuah gereja Seoul. Ini membuat jumlah kasus terkait gereja tersebut menjadi 37.
Kasus-kasus yang terkait dengan sebuah gedung apartemen di Uijeongbu, utara Seoul, mencapai 29 pada hari Selasa (7/7), naik satu dari hari sebelumnya.
Pemerintah Provinsi Jeolla Selatan, yang mengelilingi kota Gwangju, juga menaikkan tingkat kewaspadaan anti-virus di kawasan itu ke "level jarak sosial 2" dari "jarak dalam kehidupan sehari-hari" di pekan ini.
Baca Juga: Corona di AS: Terus menyebar, jumlah kasus positif Covid-19 di AS tembus 3 juta
Ini terjadi setelah peningkatan infeksi yang ditelusuri ke fasilitas keagamaan. Pemerintah Korea Selatan pun akhirnya melarang gereja-gereja di seluruh negeri melakukan pertemuan selain layanan ibadah reguler, yang efektif mulai Jumat. Selain itu, skema pendaftaran berbasis kode QR akan diterapkan untuk fasilitas keagamaan.
"Kami perlu menyadari bahwa kegiatan sehari-hari dapat berakibat fatal bagi keluarga dan tetangga," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Ganglip dalam konferensi singkat.
Korea Selatan mengatakan, akan memberikan label "aman" untuk sekitar 20.000 restoran nasional yang secara ketat mengikuti pedoman sanitasi.
Untuk hari ini, Negeri Ginseng kembali tidak menambahkan kematian, sehingga jumlah kematian tetap di 285. Tingkat kematian adalah 2,15%.
Sedangkan jumlah orang yang dibebaskan dari karantina setelah pemulihan penuh adalah 11.970, naik 56 dari hari sebelumnya.
Korea Selatan telah melakukan 1.359.735 tes COVID-19 sejak 3 Januari.