kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona di Korea: Kasus impor turun, pemerintah akan kenakan biaya bagi pasien asing


Senin, 27 Juli 2020 / 15:35 WIB
Corona di Korea: Kasus impor turun, pemerintah akan kenakan biaya bagi pasien asing
ILUSTRASI. Penyebaran virus corona di Korea Selatan


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus virus Corona baru DI Korea Selatan kembali turun ke bawah 30 pada hari ini setelah kasus impor menyusut dari rekor tertinggi selama akhir pekan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan ada 25 kasus baru, termasuk 16 kasus dari luar negeri.

Penambahan ini menandai penurunan tajam dari 58 kasus virus baru yang dilaporkan pada Minggu (26/7) dan level tertinggi dalam empat bulan yakni 113 kasus pada hari Sabtu (25/7).

Kasus virus corona impor di Korea Selatan melonjak karena infeksi meluas di antara pekerja Korea Selatan yang pulang dari Irak dan pelaut asal Rusia. Bahkan, jumlah kasus virus corona impor telah meningkat dengan tambahan dua digit selama lebih dari sebulan.

Baca Juga: Muncul kasus corona baru, Vietnam evakuasi 80.000 orang dari pusat pariwisata Danang

Setidaknya 120 pekerja Korea Selatan yang kembali dari Irak telah dipastikan tertular virus corona. Jumlah tersebut, merupakan bagian dari 290 orang yang telah kembali pada Jumat (24/7). Sebelumnya, 76 pekerja asal Korea Selatan sudah dinyatakan positif terkena virus corona sejak Negeri Ginseng membawa pulang ratusan warga negaranya dari Irak yang dilanda virus corona. 

Di sisi lain, Korea Selatan juga mendeteksi 78 kasus virus coroan yang berasal dari delapan kapal Rusia yang berlabuh di negara tersebut. Setidaknya 32 pelaut asal Rusia telah diuji positif pekan lalu dan sembilan kasus terkait, termasuk di reparasi Korea, telah diidentifikasi virus corona.

"Sudah saatnya untuk menerapkan manajemen yang lebih ketat dalam upaya untuk mencegah kasus impor dari berkembang menjadi penyebaran ke masyarakat," kata Yoon Tae-ho, pejabat kesehatan senior dalam sebuah briefing.

Pemerintah Korea Selatan memang sedang  mendorong revisi aturan yang membuat pasien virus corona asing dapat menanggung biaya pengobatan mereka di negara tersebut. Saat ini, Korea Selatan memperlakukan pasien Covid-19 yang merupakan warga negara Korea dan warga negara asing secara gratis.

"Kami berencana secara bertahap menerapkan cara untuk membebankan biaya kepada pasien asing dengan mempertimbangkan situasi karantina di rumah dan di luar negeri dan sistem medis setempat," lanjut Yoon.

KCDC menyebut, dari 696 pasien yang diidentifikasi selama dua minggu, kasus impor menyumbang 63%, sementara infeksi kluster hanya menyumbang 21%. 

Infeksi kluster sporadis di wilayah metropolitan Seoul dan beberapa kota juga telah mengganggu upaya penahanan negara itu.

Baca Juga: Vietnam kembali waspada corona setelah ada infeksi lokal pertama dalam 3 bulan

Dari kasus yang baru dilaporkan, sembilan adalah infeksi lokal. Kawasan Seoul melaporkan enam kasus, diikuti oleh dua di Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi ibu kota dan satu di kota tenggara Busan.

Kasus yang terkait dengan panti jompo di Seoul bagian barat mencapai 28 pada siang hari, naik tiga kasus dari hari sebelumnya.

Infeksi ditelusuri ke kantor di bangsal barat daya Gwanak Seoul menambahkan satu kasus menjadi 38.

"Jumlah kasus yang ditransmisikan secara lokal sedikit menurun, tetapi infeksi kluster terus bermunculan secara sporadis terutama di wilayah Seoul yang lebih besar," kata Direktur KCDC Jeong Eun-kyeong dalam briefing.

Pemerintah juga sudah menutup sebagian dari kompleks pemerintah di pusat kota Seoul selama akhir pekan. Ini dilakukan setelah seorang pelayan publik dipastikan terinfeksi virus pada Jumat lalu. KCDC melakukan tes virus pada 57 orang yang melakukan kontak dengan pasien, yang semuanya dinyatakan negatif untuk virus tersebut.

KCDC melanjutkan, seorang pembelot yang diduga melarikan diri ke Korea Utara diduga terinfeksi virus corona. 

Media Korea Utara mengklaim, Minggu (26/7), seorang pembelot pulang dari Korea Selatan dengan gejala virus, mendorong negara itu untuk mengadopsi "sistem darurat maksimum" terhadap virus corona.

"Orang itu tidak terdaftar sebagai pasien Covid-19 atau diklasifikasikan sebagai orang yang bersentuhan dengan pasien virus," kata Yoon.

Baca Juga: Singapura kembangkan alat tes virus corona kilat, hasil keluar dalam 36 menit

Dia menambahkan, KCDC melakukan tes virus pada dua orang yang memiliki kontak dekat dengan pembelot, dan keduanya diuji negatif untuk virus tersebut.

Militer Korea Selatan mengatakan, pembelot itu diyakini telah menyeberang perbatasan dari pulau perbatasan barat Gwanghwa setelah melalui saluran pembuangan di bawah pagar kawat berduri untuk menghindari penjaga perbatasan Korea Selatan.

Korea Selatan memberikan lampu hijau untuk semua pertemuan gereja pada hari Jumat. Setelah, selama dua minggu sebelumnya, pertemuan selain kebaktian biasa telah dilarang di tengah peningkatan infeksi kluster yang berasal dari gereja.

Penonton juga diizinkan menghadiri acara olahraga selama akhir pekan secara terbatas, dimulai dengan pertandingan bisbol.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×