Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - ZURICH. Perusahaan investasi asal Swiss Credit Suisse menjual 30% sahamnya kepada Energy Infrastructure Partners (EIP). EIP merupakan manajer aset energi dan energi terbarukan berskala besar yang berbasis di Swiss.
Dikutip dari Reuters (21/10), Credit Suisse akan tetap menjadi mitra yang penting dalam melayani dana pensiun di Swiss. Kesepakatan tersebut terjadi ketika pinjaman Swiss bersaing dalam memperkuat penjualan aset yang dapat membatasi uang tunai yang dibutuhkan oleh investor.
Adapun Credit Suisse sebelumnya menempatkan 8,6% saham di Allfunds Group melalui penawaran bookbuilding yang mengumpulkan 334 juta euro (US$ 326,2 juta).
Credit Suisse mengincar kenaikan modal obligasi senilai US$ 2 miliar.
Baca Juga: Credit Suisse AS Digugat Investor, Dituduh Mencurangi Pasar Forex 2007-2013
Bank terbesar kedua di Swiss ini mencoba memperbaiki permasalahan dan kerugiannya dengan melakukan perombakan. Surat kabar Swiss SonntagsZeitung melaporkan, Credit Suisse mempertimbangkan peningkatan modal sekitar 2 miliar franc Swiss (US$ 2 miliar).
Seperti diketahui, Credit Suisse telah menjual asset kepada investor. Akan tetapi, hasil dari penjualan aset saja tidak akan menutupi tagihan restrukturisasi.
Manajemen Credit Suisse juga mempertimbangkan menerbitkan obligasi yang akan digunakan untuk menutupi kerugian apabila Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss (FINMA) meminta atau apabila rasio modal inti turun di bawah ambang batas tertentu.
Credit Suisse bersikeras memiliki modal dan likuiditas yang kuat degan rasio modal inti 13,5% pada akhir Juni. Credit Suisse sedang mengurangi operasi investasi perbankan untuk lebih focus pada pengelolaan kekayaan klien.
Baca Juga: Credit Suisse Diprediksi Kekurangan Modal Setara US$ 8 Miliar pada 2024
Selain itu, Credit Suisse juga dikabarkan akan memotong sekitar 5.000 pekerjaan yang akan memakan biaya yang lebih sedikit.
Sebagai informasi, sebelumnya Reuters telah melaporkan Credit Suisse sedang mengalami guncangan keras karena penurunan saham dan obligasi.
Harga saham dan obligasi bank terbesar kedua di Swiss ini terjun bebas, setelah beredar rumor mengalami masalah serius soal permodalan dan likuiditas.
Sebagai gambaran, Credit Suisse berdiri pada 1856 di Swiss dan kini memiliki lebih dari 50.000 pegawai, beserta lebih dari 3.500 relation managers yang melayani klien secara global.
Baca Juga: Laba INTP Tergerus Biaya Energi, Simak Rekomendasi Sahamnya
Nilai dana kelolaannya mencapai CHF 1,6 triliun atau setara lebih dari 24 ribu triliun dalam kurs rupiah (Rp15,400/CHF1) pada 2021.
Konglomerasi Credit Suisse ini memiliki empat divisi bisnis utama. Wealth management, Bank Investasi, bank umum dan manajer investasi. Operasinya tersebar di Swiss, regional Eropa, Timur Tengah dan Afrika, regional Asia Pasifik dan regional Amerika.
Di Indonesia, mereka membuka layanan pialang saham melalui PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, yang beralamat di gedung Sampoerna Strategic Square, Setiabudi Jakarta Selatan.